Skip to main content

Featured

LAPORAN PRAKTIKUM 7 (SKORING, INTERSECTION, DAN LAYOUT PETA POTENSI KERAWANAN BANJIR KOTA DENPASAR)

  LAPORAN PRAKTIKUM  SKORING, INTERSECTION, DAN LAYOUT PETA POTENSI KERAWANAN BANJIR KOTA DENPASAR Dosen Pengampu : Putu Perdana Kusuma Wiguna, Ssi, M. Sc Disusun Oleh : Kelompok 2 Adelia Novita Marampa'        2006541036 I Luh Reni                                2006541037 Fransisca Aprilia Wijayanti   2006541039 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI  FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA 2022 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu kegiatan dalam analisis data SIG adalah skoring. Skoring merupakan kegiatan pemberian nilai terhadap sifat dari parameter yang digunakan dalam analisis data. Skoring adalah adalah proses pengolahan data yang dilakukan setelah proses reclassify. Proses ini dilakukan dengan cara memberikan nilai pada setiap parameter penyebab banjir, kemudian dilakukan perhitungan dengan mempertimbangkan faktor terbesar yang menyebabkan terjadinya banjir. Skoring merupakan proses pemberian bobot atau nilai terhadap poligon-poligon peta yang mempresentasikan fenomena te

LAPORAN PRAKTIKUM 1 (PROSES STYLING, SIMBOLING, & LABELING)

LAPORAN PRAKTIKUM

PROSES STYLING, SIMBOLING, & LABELING

Dosen Pengampu : Putu Perdana Kusuma Wiguna, Ssi, M. Sc



Disusun Oleh :

Kelompok 2

Adelia Novita Marampa'        2006541036

I Luh Reni                                2006541037

Fransisca Aprilia Wijayanti   2006541039


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI 

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2022


BAB I
PENDAHULUAN


LATAR BELAKANG

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Secara garis besar, SIG terdiri atas 4 tahapan utama, yakni : (1) Tahap Input Data. Tahap Input Data juga meliputi proses perencanaan, penentuan tujuan, pengumpulan data, serta memasukkannya kedalam komputer. (2) Tahap Pengolahan Data. Tahap ini meliputi kegiatan klasifikasi dan stratifikasi data, komplisi, serta geoprosesing (clip.merge,dissolve). (3) Tahap Analisis Data. Pada tahapan ini dilakukan berbagai macam analisa keruangan, seperti buffer, overlay, dan lain-lain.4) Tahap Output. Tahap ini merupakan fase akhir, dimana ini akan berkaitan dengan penyajian hasil analisa yang telah dilakukan, apakah disajikan dalam bentuk peta hardcopy, tabulasi data, CD system informasi, maupun dalam bentuk situs website.

SIG mulai dikenal pada awal 1980-an. Sejalan dengan berkembangnya perangkat komputer, baik perangkat lunak maupun perangkat keras, SIG berkembang sangat pesat pada era 1990-an. Informasi spasial memakai lokasi, dalam suatu sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Karenanya SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Aplikasi SIG menjawab beberapa pertanyaan seperti: lokasi, kondisi, trend, pola, dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi lainnya. 

Dilihat dari definisinya, SIG adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang tidak dapat berdiri sendiri. Memiliki perangkat keras komputer beserta dengan perangkat lunaknya belum berarti bahwa kita sudah memiliki SIG apabila data geografis dan sumberdaya manusia yang mengoperasikannya belum ada. SIG hanyalah alat yang mempunyai kemampuan khusus. Kemampuan sumberdaya manusia untuk memformulasikan persoalna dan menganalisa hasil akhir sangat berperan dalam keberhasilan SIG.

Sistem Informasi Geografis berasal dari gabungan 3 kata: Sistem, Informasi, dan Geografis. Dari ketiganya, dapat dipahami bahwa Sistem Informasi Geografis adalah penggunaan sistem berisi informasi mengenai kondisi Bumi dalam sudut pandang keruangan. Penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) tidak bisa dipisahkan. SIG merupakan sistem khusus untuk mengolah data base yang berisi data referensi geografis dan memiliki informasi spasial. Masukan data SIG banyak diperoleh dari citra penginderaan jauh. Semua informasi itu diproses dengan menggunakan komputer yang kemudian dapat dikombinasikan menjadi informasi yang diinginkan. Jadi singkatnya, SIG merupakan sistem yang berfungsi untuk mengumpulkan, mengelola, menyimpan, dan menyajikan segala data yang berkaitan dengan kondisi geografis suatu wilayah.


TUJUAN

  1. Untuk mengetahui proses styling, simboling, dan labeling peta Indonesia dan dunia
  2. Untuk pelaporan tugas mata kuliah Sistem Informasi Geografis (SIG) 
            MANFAAT

    Sebagai pedoman dalam proses styling, simboling, dan labeling peta Indonesia dan dunia bagi mahasiswa maupun masyarakat umum


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Simbologi merupakan aspek yang sangat penting dalam pemetaan. Simbol digunakan untuk menggambarkan informasi dalam bentuk atau warna tertentu yang dapat diartikan oleh map user. Pemilihan simbol tentunya tidak boleh dilakukan sembarangan. Beberapa poin penting yang perlu dilakukan dalam pemilihan simbol adalah sebagai berikut. (1) Identifikasi tipe data yang akan disimbolkan : nominal, ordinal, interval, rasio,(2) Identifikasi persepsi visual pada setiap data tersebut : asosiatif, selektif, order, kuantitatif, (3)Pilih variable visual yang paling baik dalam reprentasi data tersebut pada peta yang akan dibuat : posisi, bentuk, orientasi, warna, tekstur, nilai, ukuran, (4)Aplikasikan simbol tersebut pada peta.

Perlu diketahui, tipe data yang digunakan dalam peta memiliki berbagai macam jenis. Tipe data berpengaruh terdapat karakter simbol yang perlu ditonjolkan. Simbol berdasarkan bentuknya memiliki dua jenis, yaitu simbol geometrik dan simbol piktorial.

Dalam Qgis styling adalah cara visualisasi kartografi yang memperhitungkan fitur individu dan tematik layer. Ini mencakup karakteristik dasar simbologi, seperti warna dan isian, parameter outline, penggunaan marker, rendering tergantung skala, transparansi lapisan, interaksi dengan lapisan lain, dan pelabelan. style yang dipilih dengan baik menyederhanakan presepsi dan keterbacaan data, sehingga penting untuk mempelajari cara bekerja dengan style agar dapat mewakili data anda dengan cara terbaik. 

Dalam SIG, pemberian label merupakan hal yang penting untuk mempermudah pengguna peta dalam memahami isi peta tersebut. Label bisa ditambahkan pada peta untuk menunjukan informasi apapun mengenai suatu objek. Setiap data apapun dapat memiliki label yang berkaitan dengannya. Label bergantung pada informasi data atribut pada sebuah objek.  ArcMap menyediakan tools Labeling yang bisa diaktifkan melalui Tools Bar > Labeling. Aktifkan Use Maplex Label Engine dan Best untuk hasil yang lebih baik.Pada kotak Position di Label Manager atau Placement Properties, bisa diatur letak / posisi dari label di tiga tipe feature (polygon, polyline dan point). Berbeda dengan versi pendahulunya (ArcView), labeling dalam ArcMap ArcGis jika dilakukan zoom data, maka huruf / angka label tersebut secara otomatis juga akan berubah ukuran. Tapi hal berbeda akan terjadi jika kita lakukan zoom layout. Ukuran label saat melakukan zoom layout tidak akan berubah, sesuai dengan ukuran yang tertera. Label merupakan teks deskriptif yang diletakkan pada atau dekat peta. Pada QGIS, pelabelan merujuk kepada proses pembuatan dan penempatan teks deksriptif dari fitur peta secara dinamis. Labeling mmeberikan notasi tertentu pada peta yang dikerjakan. Notasi ini digunakan sebagai pembeda nilai atau fungsi atau sesuatu yang lain dari sebuah peta dari sebuah peta. Label juga mengonfirmasi lokasi fitur, mencerminkan karakter dan bentuknya, menunjukkan hubungan di antara peta, dan melambangkan data yang terkait dengannya. Teks, dalam bentuk blok pendek atau deskripsi, digunakan untuk elemen penting dari desain peta seperti judul, sumber data, proyeksi, dan skala, serta memberikan penjelasan tentang apa yang ditampilkan peta. Label dan teks memperdalam pemahaman tentang suatu tempat dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh elemen grafis lainnya (seperti warna). Pelabelan mengacu secara khusus pada proses menghasilkan dan menempatkan teks deskriptif secara otomatis untuk fitur dalam peta dan pemandangan. Label adalah bagian teks pada peta yang ditempatkan secara dinamis dan string teksnya berasal dari satu atau lebih atribut fitur. Pelabelan adalah cara cepat untuk menambahkan teks ke peta agar tidak menambahkan teks secara manual

Jenis-jenis data vektor antara lain ESRI Shape (SHP (Data geometri), DBF (data atribut), SHX (posisi indeks)), Geographic JavaScript Object Notation (GEOJSON/JSON (digunakan untuk web-mapping/online)), Google Keyhole Markup Languange (KML/KMZ (digunakan di google earth data)), GPS eXchange Format (GPX (Untuk output data GPS)), MapInfo TAB (TAB/MAP (digunakan pada software MapInfo)), dan OpenStreetMap (OSM (tipe data dari OpenStreetMap)). Jenis-jenis data raster antara lain ERDAS Imagine (IMG (Format khusus dari software ERDAS),  American Standard Code for Information Interchange (ASCII Grid) (ASC), GeoTIFF (TIF/TIFF (Standard gambar untuk skala industry)), RISI Rast ((RST (Format Khusus dari Software IDRISI)), Envi RAW Raster (BIL (Format Khusus dari Software Envi)), PCI Geormatics Database File (PCIDSK) (PIX (Format Khusus dari Software PCI), dan ESRI Grid. Sedangkan jenis-jenis data raster lainnya antara lain ECW, JPG/JP, JPEG, dan lain-lan. Jenis-jenis format Geodatabase antara lain Esri File Geodatabase (GDB), Esri Personal Geodatabase, MDB, OGC Geopackage (GPKG), Mapbox MBTiles (MBTILES), dan SpatiaLite SQLITE). Format data lainnya antara lain LAS/LASD/LAZ (LiDAR (Light Detection and Ranging)) dan DWG/DWF/DXF/DGN (Format CAD).

BAB III

METODE PELAKSANAAN

ALAT

  1. Perangkat keras (laptop)
  2. Perangkat lunak (Aplikasi QGIS 3.26.2)

BAHAN

  1. Peta Indonesia dan dunia
LANGKAH KERJA 

  1. Persiapan
  2. Pelaksanaan Styling, Simboling, dan Labeling
  3. Evaluasi Hasil dan Pelaporan


BAB IV 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses Melakukan Simbologi, Styling dan Labeling

A.    A. Menambahkan Data

Cara 1


Klik menu Layer, pilih Add Layer dan bisa pilih Add Vector Layer atau Add Raster Layer

Cara 2


Pilih Add Vector Layer pada menu Manage Vector Layer

Cara 3


Lihat bagian Panels Browser kemudian pilih folder Natural_Earth_quick_start. Untuk memudahkan mencari folder, klik kanan kemudian pilih Add as Favorite

B.    B. Memasukkan Data

  1. Pada menu 10m_cultural, pilih file dengan nama “ne_10m_admin_0_map_units.shp” dengan cara klik 2 kali. Akan muncul tampilan peta seluruh dunia.


  1. Untuk melihat lebih detail tempat provinsi, pilih file dengan nama “ne_10m_admin_1_states_provinces.shp” (klik 2 kali) sehingga pada peta akan tampak garis-garis yang menunjukkan lokasi provinsi-provinsi.




  1. Untuk melihat kota-kota pada provinsi, pilih file dengan nama “ne_10m_populated_places.shp (klik 2 kali). Kemudian non aktifkan file “ne_10m_admin_1_states_provinces.shp”



  1. Untuk memunculkan semua jenis file ESRI Shapefile (.shp), klik tab Layer dan pilih Add Layer kemudian klik Add Vector Layer. Pada menu source, klik file kotak titik-titik untuk melihat semua file. Lalu pada folder 110m_cultural, pilih All Files pilih ESRI Shapefile. Select semua kemudian open sehingga file .shp akan muncul pada menu Panels Layers.


  1. Kemudian non aktifkan semua file kecuali file-file berikut :

a.       ne_110m_populated places

b.       ne_10m_populated places

c.       ne_10m_admin_0_map_units

Sehingga akan muncul titik-titik kota-kota di provinsi termasuk ibukota dan kota-kota yang ramai

6. Untuk mengidentifikasi daerah suatu titik, pilih ikon Identify Features kemudian klik 2 kali salah satu titik sehingga akan muncul informasi Identify Results mengenai nama daerah. Contoh pada foto adalah Kota Palangkaraya.


a.       NAME (Nama kota) = Palangkaraya

b.       SOV0NAME (Nama negara) = Indonesia

c.       ADM0NAME (Batas negara) = Indonesia

d.       ADM1NAME (Batas provinsi) = Kalimantan Tengah

e.       POP_MAX (Populasi maksimum) dan POP_MIN (Populasi minimum) = 148289

f.        MAX_AREAKM (Maksimum area) = Luasan daerah

g.       NAME_EN, NAME_DE, dll (Sebutan daerah dalam berbagai bahasa

7.  Apabila ingin melihat file lebih banyak, klik kanan pada file “ne_110m_populated places” lalu pilih Open Attribute Table sehingga muncul tabel-tabel yang memunculkan banyak kolom dan baris. Untuk memunculkan tampilan baris kosong, klik ikon list pada kiri bawah. Hal ini bertujuan agar memudahkan pengguna mengisi angka sesuai keinginan.

C. Memilih Area-Area

  1. Non-aktifkan semua layers kecuali “ne_10m_admin_0_map_units”. Klik kanan pada layer tersebut lalu pilih Open Attribut Table.

  2. Pilih ikon Using an Expression kemudian pilih menu “Fields and Values” lalu pilih file POP_EST (digunakan untuk mengetahui populasi suatu daerah)

  3. “POP_EST” akan muncul kemudian ketik >100000000 lalu klik select features kemudian close. Pada tabel lalu pilih menu Show All Features pada pojok kiri bawah

  4. Agar tidak menghilangkan daerah hasil pilihan, caranya yaitu klik kanan pada layer “ne_10m_admin_0_map_units” lalu pilih Properties. Masuk ke menu Source dan pilih Query Builder. Pada baris Fields, cari layer dengan nama POP_EST (klik 2 kali). Akan muncul pada tab Expression lalu klik >100000000 untuk melihat jumlah Expression. Lalu klik test sehingga muncul informasi berapa baris negara yang berjumlah 14 baris.

D. Simbolisasi

Simbolisasi merupakan proses memberikan simbol yang berbeda berdasarkan kategori tertentu. Prosesnya antara lain :

  • Cara Memberi Warna Beda-Beda Pada Peta Walau Memiliki Data Daerah Berbeda

  1. Duplikat layer “ne_10m_admin_0_map_units” lalu aktfikan layer. Kemudian klik 2 kali sehingga dialog Layer Properties muncul. Pilih menu Source dan klik Query Builder. Klik Clear dan Ok sehingga saat layer copy dinonaktifkan, daerah yang tidak memiliki populasi >100juta akan hilang.


  2. Untuk mengganti warna daerah yang >100 juta bisa klik kanan layer “ne_10m_admin_0_map_units” dan pilih properties. Kemudian pilih menu Symbology dan silahkan pilih warna yang diinginkan dengan klik color tab. Kemudian klik ok sehingga saat layer copy diaktifkan, kedua daerah (>100 juta penduduk dan bukan >100juta penduduk) akan memiliki warna yang berbeda

  3. Apabila tidak ingin ada 2 layer duplikat dan hendak digabungkan, maka kita harus mengatur simbologi dari peta tersebut. Misal kita ingin highlight Indonesia, maka non aktifkan “ne_10m_admin_0_map_units” lalu masuk menu Source dan klik Query Builder. Pilih Fields ADMIN lalu klik Operator (=) lalu pada Values klik All dan cari negara Indonesia.

  4. Apabila ingin 1 layer saja dan ingin daerah yang diseleksi saja yang berwarna maka kita bisa dengan non aktifkan layer copy lalu klik kanan dan pilih Properties. Pilih menu Symbology dan pilih tab Categorized. Ganti value dengan kolom ADMIN. Klik Classify, Apply dan Ok sehingga beberapa negara akan memiliki warna berbeda-beda.

  5. Apabila hendak memunculkan daerah bukan > 100juta penduduk dan memberi warna pada daerah tersebut maka klik kanan layer sebelumnya lalu pilih Properties dan klik Source lalu pilih Query Builder. Klik Clear kemudian OK sehingga akan muncul warna pada daerah bukan >100juta penduduk. Jika mau mengganti warna lain bisa klik 2 kali pada layer negara lalu klik tab Color dan pilih warna yang dimau. Bisa juga klik Simple Fill dan sesuaikan dengan keinginan (Fill Color untuk mengganti warna)


  • Cara lain selain Query Builder

Klik kanan pada layer “ne_10m_admin_0_map_units” lalu pilih Properties. Klik Symbology lalu pada sebelah Value klik Expression Dialog box. Pada menu Fields and Values pilih POP_EST lalu ketik >100000000. Klik Ok lalu Classify dan pilih Yes pada Delete Classification. Klik Apply dan Ok. Non aktifkan layer warna yang tidak ada teks tersebut. Hasilnya peta akan menjadi dua warna (1 = penduduk di atas 100juta, 0 = penduduk di bawah 100 juta). 

  • Model Simbologi Lain

1. Klik kanan pada layer “ne_10m_admin_0_map_units” lalu pilih Properties. Klik Symbology dan pilih Graduated (jumlah yang bergradasi). Ganti value dengan POP_EST. Klik Classify dan pilih model Equal Interval (untuk warna per interval). Klik Apply dan Ok. Apabila kurang suka dengan tampilan bisa diganti dengan Mode Natural Breaks lalu Classify dan Apply. Cara ini cocok apabila kita mau memberi warna sesuai interval (data penduduk, dll).


2.  Kembalikan ke Model Equal Count (Quantile) dan tambah Classes sampai dengan 10.


3.  Hasilnya pada warna yang lebih gelap menunjukkan daerah yang lebih punya penduduk tingggi. Untuk melihat data detailnya, bisa kembali pada Classes lalu pilih Histogram klik Load Values dan muncul garis per negara.


4. Untuk menukar warna maka bisa memakai menu Inverted Polygon, lalu pilih Single Symbol dan Apply sehingga muncul warna pada lautan dan daratan berwarna putih. Jika ingin daratan saja yang berwarna maka bisa klik kanan lalu Properties dan pilih Symbology lalu klik Catgorized dan Single Symbol, Classify dan Apply sehingga hasil daratan berwarna-warna sesuai tempat.


5.  Apabila hendak mengganti warna secara manual, misal Indonesia maka kita bisa klik dua kali pada layer Indonesia lalu pilih Fill Color untuk mengganti warna, Fill Style untuk modifikasi tekstur daerah, Stroke Color untuk memberi warna garis peta, dan Stroke Width untuk memberi ketebalan pada garis.



E. Styling
  • Menunjukkan Asia Saja
  1. Double klik pada ne 10m admin 0 map units

  2. Kemudian klik espresion dan  tulisan admin di hapus dan di ganti ke filesd dan values dan pilih region_UN = asia klik classify dan Delete all dan ok  dan hasilnya 2 warna

  3. Kita pilih  yang  Indonesia saja klik kanan ne 10m states prov kemudian klik query bulder, klik admin 0.
  4. Sebelum masuk ke sini harus ketahui apa isi atribut  missal Indonesia kode negaranya kita pilih admin

  5. Klik kanan klik kanan ne 10m states prov pilih properties  klik query bulder dan pilih admin = klik ALL  dan pilih Indonesia  klik OK dan gambar peta Indonesia muncul dan klik zoom layer
  6. Mewarnai daerah berdasarkan provinsi dengan cara double klik  kemudian masuk simbologi, pilih categorized klik value name klik  classify, dan all older di non aktifkan  dan klik ok
  7. Sebelumnya kita lihat nama provinsi  itu ada di name
  8. Sehingga menghasilkan warna yang berbeda setiap provinsi

  • Memberikan Warna Lain di Negara Lain
  1. Double Klik pada ne 10 admin 0 map units
  2. Categorized di ganti dengan single symbol dan ganti warna nya sesuai dengan keinginan misalnya dengan warna biru dan klik ok dan hasilnya menampilkan negara lain dengan warna biru

        F. Labelling

            Labelling merupakan proses memberikan label. Data-data vektor yang telah muncul secara                 geometri sebenarnya dapat dilihat. Namun, akan jauh lebih informatif jika ditampilkan nama atau label dari data.

  •     Memunculkan nama setiap Provinsi
  1. Klik kanan ne 10m admin 1 states Prov klik kanan properties klik labelling no label di ganti dengan single label. Value di pilih Name  klik apply dan klik  OK. Sehingga muncul nama setiap provinsi

  • Cara agar nama provinsi berada di posisi Center
  1. Klik kanan bagian agak kanan atas dan klik layer stailing panel. Klik label , klik single labe pilih name
  2. Logo Abc untuk format font nya, logo samping untunk formatting, logo ke 3 draw draf buffer membuat tulisan mempunyai background putih, symbol ke 4 klik draw background. Jika ingin punya efek bayangan pilih draw drop shadow

  3. Misal nama Kalimantan barat di antara  itu di spasi. Klik di wrap on caracter jadi yang memisahkan ini spasi, klik spasi. Pada alignment  pilih center ini merupakan style
  • Memunculkan titik Kota
  1. Aktifkan ne 10 populated places kemudian klik layer stailing , kemudian di wrnain pilih single symbol. Marker di warnai drngan warna putih dan mengatur size sesuai dengan keinginan

  • Menghilangkan titik di negara lain
  1. Double klik ne 10m populated places, pilih query builder kemudian pilih Adminame = klik all dan pilih Indonesia lalu tekan oke
  2. Sebelum itu harus cari tahu dulu di atribut nya
  3. Jadi yang ada titiknya hanya ada di Indonesia

  • Hanya ibu kota provinsi yang memiliki titik
  1. Klik ne 10 populated places klik open attribute table untuk mencari tahu nama provinsi yang mana
  2. Klik categorized kemudian pilih value FEATURECLASS klik classify. Dan semua muncul, di sini hanya memunculkan admin 0 dan admin 1 kemudian yang sisanya di hapus. Jadi setiap provinsi memunculkan 1 nama saja
  3. Kemudian kita ganti warna dimana Admin 0 sebagai ibu kota negara dengan bentuk kotak  dengan isian hitam
  4. Cara membuatnya dengan cara double klik, kemudian admin 0 di double klik. Kemudian simple marker. Kemudian add symbol marker. Satunya dibuat kotak. Fill color transparan stroke color warna hitam dan size nya disesuaikan
  5. Kemudian simple marker kedua kemudian memilh bentuk lingkaran dan symbol ibukota dengan symbol kotak hitam
  6. Untuk ibukota provinsi add simple marker  kemudian diganti dengan lingkaran size nya di besarin atau di sesuain. Fill collor transparan dan warnanya misalkan hitam dan warna dalam dengan warna putih.

  • Mengganti nama provinsi jad ibukota provinsi
  1. Nonaktifkan legendanya. Single label di ubah jadi no label
  2. Kemudian titik no label jadi single label dan value name
  3. Kemudian bisa diganti font sesuai dengan kebutuhan kemudian nenberikan efek bayangan  dan nama ibu kota provinsi muncul
     

2. HASIL STYLING - HASIL LABELING 

 


3. HASIL SIMBOLOGI




Video Pelaksanaan Styling, Simboling, & Labeling


4. PEMBAHASAN 

(1) MENGAPA DILAKUKAN SIMBOLOGI, STYLING DAN LABELING PADA PETA?

Dilakukan Simbologi pada peta yaitu untuk memberi tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada di permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya. Di dalam peta, simbol digambarkan sesuai dengan lokasi kenampakan pada peta utama dan penjelasan atau keterangannya. Dilakukan labeling pada peta merupakan hal yang penting untuk mempermudah pengguna peta dalam memahami isi peta tersebut dan memberikan informasi terkait nama-nama daerah, nama kota, nama provinsi dan lainnya. Dilakukan styling pada peta yaitu untuk menyajikannya dalam sebuah bentuk visual yang informatif bisa juga untuk mempermudah pengguna dalam memahami dan mengerti peta yang dibuat.

(2) ADA BERAPA JENIS SIMBOLOGI, STYLING DAN LABELING PADA PETA)?

A. Simbologi

1. Simbol Peta Berdasarkan Bentuk

Simbol peta berdasarkan bentuknya dibagi menjadi tiga jenis, yaitu simbol garis, simbol titik, dan simbol area.

Contoh Simbol Garis:

  • Sungai yang berupa garis meliuk-liuk dan bercabang
  • Jalan raya yang berupa dua garis sejajar yang meliuk-liuk
  • Batas negara yang berupa tanda plus (+) yang berjajar
  • Batas provinsi yang berupa tanda plus (+) dan minus (-) yang berjajar berselang-seling
  • Batas daerah yang berupa tanda garis bawah (_) dan minus (-) yang berjajar berselang-seling

Contoh Simbol Titik:

  • Gunung yang berupa segitiga hitam (gunung yang tidak aktif) dan segitiga merah (gunung berapi aktif)
  • Kota kecil/ kecamatan yang berupa lingkaran titik kecil
  • Kota administratif yang berupa lingkaran dengan lingkaran kecil di dalamnya
  • Ibu kota negara yang berupa persegi dengan lingkaran kecil di dalamnya

Contoh Simbol Area/Wilayah:

  • Danau yang berupa simbol bulat tidak sempurna dan berwarna biru
  • Rawa yang berupa simbol bulat tidak sempurna berisi titik-titik
  • Sawah yang berupa simbol bulat tidak sempurna berisi garis miring kecil
  • Formasi batuan kapur yang berupa simbol bulat tidak sempurna berisi tatanan batu

2. Simbol Peta Berdasarkan Wujudnya

Simbol peta berdasar wujudnya dibagi menjadi tiga jenis, yaitu simbol piktoral, abstrak, dan huruf atau angka.

  • Simbol Piktoral: Simbol piktoral merupakan simbol gambar yang mirip dengan objek aslinya. Contoh simbol piktoral pada peta adalah simbol gunung yang berbentuk segitiga.
  • Simbol Abstrak: Simbol abstrak adalah simbol yang digambar tidak mirip dengan objek aslinya.Contoh simbol abstrak pada peta adalah simbol ibu kota provinsi atau ibu kota negara.
  • Simbol Huruf / Angka: Seperti namanya, simbol ini menggunakan huruf atau angka

3. Simbol Peta Berdasar Kenampakan Lingkungan

  • Simbol peta berdasar kenampakan lingkungan terbagi menjadi dua, yaitu simbol budaya dan simbol alam.
  • Simbol Budaya: Simbol budaya dalam peta adalah obyek yang mewakili kenampakan budaya. Contoh simbol budaya dalam peta adalah simbol jalan, rel kereta, kota kecil, kota administratif, dan ibu kota negara.
  • Simbol Alam: Simbol alam dalam peta merupakan obyek yang mewakili kenampakan alam. Contoh simbol alam dalam peta adalah simbol sungai, gunung, danau, rawa, dan kenampakan alam lainnya.

4. Simbol Peta Berdasar Sifatnya

  • Simbol Peta Kuantitatif: Simbol peta ini digunakan untuk membedakan kenampakan yang dinyatakan dalam bentuk jumlah, seperti tingkat kepadatan penduduk.
  • Simbol Peta Kualitatif: Simbol peta ini digunakan untuk membedakan persebaran fenomena, seperti persebaran flora fauna
B. Labeling
Label merupakan teks deskriptif yang diletakkan pada atau dekat peta. Pada QGIS, pelabelan merujuk kepada proses pembuatan dan penempatan teks deksriptif dari fitur peta secara dinamis. Labeling mmeberikan notasi tertentu pada peta yang dikerjakan. Notasi ini digunakan sebagai pembeda nilai atau fungsi atau sesuatu yang lain dari sebuah peta dari sebuah peta. Label juga mengonfirmasi lokasi fitur, mencerminkan karakter dan bentuknya, menunjukkan hubungan di antara peta, dan melambangkan data yang terkait dengannya. Teks, dalam bentuk blok pendek atau deskripsi, digunakan untuk elemen penting dari desain peta seperti judul, sumber data, proyeksi, dan skala, serta memberikan penjelasan tentang apa yang ditampilkan peta. Label dan teks memperdalam pemahaman tentang suatu tempat dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh elemen grafis lainnya (seperti warna). Pelabelan mengacu secara khusus pada proses menghasilkan dan menempatkan teks deskriptif secara otomatis untuk fitur dalam peta dan pemandangan. Label adalah bagian teks pada peta yang ditempatkan secara dinamis dan string teksnya berasal dari satu atau lebih atribut fitur. Pelabelan adalah cara cepat untuk menambahkan teks ke peta agar tidak menambahkan teks secara manual. Jenis-jenis labeling antara lain :
  1. Labeling garis
  2. Labeling titik
  3. Labeling poligon
C. Styling
Styling merupakan sebuah proses yang memberikan corak, cimbol, atau warna pada suatu data spasial baik berupa data vektor (point, polygon, dan polyline) maupun data raster (citra satelit, DEM). Styling adalah cara visualisasi kartografi yang memperhitungkan fitur individu dan tematik layer. Ini mencakup karakteristik dasar simbologi, seperti warna dan isian, parameter outline, penggunaan marker, rendering tergantung skala, transparansi lapisan, interaksi dengan lapisan lain, dan pelabelan. Jenis-jenis styling antara lain memberi warna pada setiap negara, memberi warna pada setiap provinsi negara yang di pilih, memberi warna pada teks label, mengatur shadow, dan lain-lain sehingga peta memberi kesan menarik dan mudah dipahami. 

BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN

Pada dasarnya Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengelola (input, manajemen, proses dan output) data spasial atau data yang bereferensi geografis. SIG (Sistem Informasi Geografis) merupakan suatu sistem informasi berbasiskan komputer untuk menyimpan, mengelola, dan menganalisis serta memanggil data bereferensi geografis yang berkembang pesat pada lima tahun terakhir ini. Manfaat dari SIG adalah memberikan kemudahan kepada para pengguna atau para pengambil keputusan untuk menentukan kebijaksanaan yang akan diambil, khususnya yang berkaitan dengan aspek keruangan (spasial). Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografis merupakan gabungan dari 3 unsur pokok yaitu Sistem, Informasi, dan Geografis. dengan demikian, pengertian terhadap ketiga unsur-unsur pokok ini akan sangat membantu dalam memahami SIG, dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi. 


SARAN

Proses styling, simboling, dan labeling harus dilakukan dengan hati-hati sehingga dibutuhkan ketelitian yang tinggi dalam melakukannya.


DAFTAR PUSTAKA

Awangga, R. M., 2019. Pengantar Sistem Informasi Geografis Sejarah, Definisi, dan Konsep Dasar. Bandung: Kreatif Industri Nusantara.

Sukiyah, E., 2017. Sistem Informasi Geografis Konsep dan Aplikasinya Dalam Analisis Geomorfologi Kuantitatif. Bandung: Unpad Press.

Sulistiyanto, 2021. Sistem Informasi Geografis Teori dan Praktek Dengan Quantum GIS. Malang: Ahlimedia Press.

Supriadi & Nasution, Z., 2007. Sistem Informasi Geografis. Medan: USU Press.







Comments

SONG

Flyff Chinese Magnifying Glass