Skip to main content

Featured

LAPORAN PRAKTIKUM 7 (SKORING, INTERSECTION, DAN LAYOUT PETA POTENSI KERAWANAN BANJIR KOTA DENPASAR)

  LAPORAN PRAKTIKUM  SKORING, INTERSECTION, DAN LAYOUT PETA POTENSI KERAWANAN BANJIR KOTA DENPASAR Dosen Pengampu : Putu Perdana Kusuma Wiguna, Ssi, M. Sc Disusun Oleh : Kelompok 2 Adelia Novita Marampa'        2006541036 I Luh Reni                                2006541037 Fransisca Aprilia Wijayanti   2006541039 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI  FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA 2022 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu kegiatan dalam analisis data SIG adalah skoring. Skoring merupakan kegiatan pemberian nilai terhadap sifat dari parameter yang digunakan dalam analisis data. Skoring adalah adalah proses pengolahan data yang dilakukan setelah proses reclassify. Proses ini dilakukan dengan cara memberikan nilai pada setiap parameter penyebab banjir, kemudian dilakukan perhitungan dengan mempertimbangkan faktor terbesar yang menyebabkan terjadinya banjir. Skoring merupakan proses pemberian bobot atau nilai terhadap poligon-poligon peta yang mempresentasikan fenomena te

LAPORAN PRAKTIKUM 6 (GEOPROCESSING)

 LAPORAN PRAKTIKUM 

GEOPROCESSING

Dosen Pengampu : Putu Perdana Kusuma Wiguna, Ssi, M. Sc


Disusun Oleh :

Kelompok 2

Adelia Novita Marampa'        2006541036

I Luh Reni                                2006541037

Fransisca Aprilia Wijayanti   2006541039


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI 

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2022




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Berkembangnya teknologi informasi saat ini sangatlah pesat, banyak orang yang memanfaatkan teknologi untuk pekerjaan, usaha, bisnis dan mencari informasi[1]. Salah satunya adalah penggunaan sistem informasi geografis atau biasanya dikenal dengan Geographic Information System (GIS). Geographic information system merupakan suatu sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis dan dirancang untuk mengumpulkan dan menyimpan serta menganalisis objek-objek dan fenomena-fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting dan kritis untuk di analisis. Geoprocessing adalah suatu proses dalam SIG yang digunakan untuk mengolah/melakukan analisa terhadap data spasial dimana pada akhirnya akan menghasilkan data dan informasi yang baru. 
Geoprocessing merupakan kemampuan GIS dalam melakukan analisis data. Selain itu, Geoprocessing juga dapat mengaplikasikan fungsi-fungsi yang terdapat di data spasial. Biasanya untuk masuk ke process analysis membutuhkan input Features.
Makna lain dari Geoprocessing adalah sekumpulan fungsi yang terhubung dengan sistem arcview. Hasil output dari Geoprocessing ini berupa shape file baru atau Featureset. Sedangkan untuk file input yang dihasilkan tidak akan pernah berubah. 
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya jika Geoprocessing merupakan sekumpulan fungsi yang terhubung dengan sistem arcview. Hasil output dari Geoprocessing ini berupa shape file baru atau Featureset. Sedangkan untuk file input yang dihasilkan tidak akan pernah berubah. 
Adanya Geoprocessing sangatlah membantu untuk mengaplikasikan fungsi-fungsi yang terdapat di data spasial. Ada 6 fungsi Geoprocessing meliputi Assign, Dissolve, Union, Merge, Clip dan Intersect. Sebagaimana berikut ini penjelasan lengkap dari fungsi-fungsi tersebut.
Geoprocessing adalah operasi SIG untuk memanipulasi data. Operasi geoprocessing membutuhkan input, melakukan operasi tertentu pada data tersebut dan memberikan hasil dari operasi dalam bentuk output dataset, seringkali disebut juga data turunan.

Operasi geoprocessing yang umum adalah overlay, feature selection dan analisis, pemrosesan topologi dan konversi data. Geoprocessing memungkinkan Anda untuk mendefinisikan, mengelola dan menganalisis informasi geografis yang digunakan untuk membuat keputusan.
1.2 TUJUAN
  1. Untuk analisis data dan mengaplikasikan fungsi-fungsi pada data spasial
  2. Untuk mengetahui 6 fungsi yang ada pada Geoprocessing 
  3. Dapat mengenal software QGIS beserta menu-menu yang terkait dengan geoprocessing.
  4. Dapat melakukan tahapan-tahapan geoprocessing dengan software QGIS.
1.3 MANFAAT
  1. Mahasiswa mengerti berbagai macam geoprocessing
  2. Mahasiswa mengerti konsep yang ada dalam geoprocessing seperti buffering
  3. Mahasiswa dapat melakukan fungsi geoprocessing

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 GEOPROCESSING
Geoprocessing ini adalah aspek yang paling penting di dalam SIG, yang membedakannya dengan kartografi (kartografi hanya berkutat pada teknik pembuatan peta saja). Geoprocessing dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu geoprocessing vector dan geoprocessing raster. Geoprocessing vector adalah teknik-teknik geoprocessing yang diimplementasikan pada struktur data vektor. Contoh dari teknik geoprocessing vector antara lain clipping, buffering, splitting, merging, dan overlay vector. Geoprocessing raster adalah teknik-teknik geoprocessing yang diimplementasikan pada struktur data raster. Raster geoprocessing dipecah lagi menjadi operasi berbasis titik (point operation), berbasis piksel tetangga (neighbourhood operation) dan berbasis zona (zonal operation). Yang termasuk dalam kategori point operation antara lain map algebra. Sedangkan yang termasuk dalam kategori neighbourhood operation antara lain filter, raster statistic analysis dan majority analysis. Adapun yang termasuk dalam kategori zonal operation adalah zonal statistic analysis. 

Geoprocessing adalah kumpulan fungsi-fungsi yang terhubung dengan sistem arcview dan melakukan operasi dengan didasarkan dari lokasi geografis layer-layer input. Di dalam ArcView, Geoprocessing adalah suatu cara yang ditempuh dalam membuat data spasial yang baru berdasarkan existing theme(s) di dalam obyek view.
Geoprocessing ada 6 fungsi yakni Dissolve, Merge, Clip, Intersect, Union, dan Assign Data (Yang juga ada pada Extension operasi geoprocessing Pada Arcview 3.x).

Dissolve: Proses ini pada dasarnya akan menyatukan atau menghilangkan batas-batas unsur-unsur spasial yang tepat bersebelahan namun terletak dalam suatu theme yang sama.
Merge: Proses ini mirip dengan union akan dihasilkan sebuah theme baru yang merupakan kombinasi dari beberapa theme, tetapi unsur unsur spasial tersebut tidak saling memotong. Pilih dua theme atau lebih yang akan dugabungkan dengan menekan tombol shift.
Clip: Pada dasarnya pekerjaan ini adalah “memotong” atau menggunting suatu theme. Proses ini menghasilkan theme baru dengan tipe sesuai dengan theme obyek yang dipotong (titik, garis , dan polygon). Dengan demikian theme baru ini hanya akan berisi unsur-unsur spasial dari theme obyek yang terdapat di dalam batas theme cutter.
Intersect: Proses ini pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan clipping tetapi pada intersect, theme baru merupakan data spasial irisan kedua theme yang menjadi masukannya dengan theme overlay sebagai batas intersect-nya
Union: Proses ini akan menghasilkan theme baru dengan mengkombinasikan dua theme yang bertipe polygon.
Assign: Menggunakan data milik sebuah theme didalam theme yang lain. Proses ini sering disebut dengan spatial join.
Buffering - Create Buffer Dalam bahasan ini kita coba mengetengahkan fungsi buffer, fungsi buffer adalah untuk memisahkan zona tengah antara object yang di buffer, misalnya jalan atau sungai,atau area, Pembuatan buffer tidak sebatas pada jalan maupun sungai, bahkan sebuah bangunan atau kawasan dapat di buat buffernya, yang terpenting mengetahui berapa batas luar dari kawasan tersebut akan di buffer sehingga tidak terjadi “pencaplokan” areal, karena hal ini juga biasanya menyangkut dengan regulasi dan peraturan.

Fungsi-fungsi geoprocessing ini sering juga digunakan sebagai pelengkap dari fungsi Buffer, oleh sebab itu dalam contoh yang akan ditampilkan nantinya akan banyak berkaitan dengan geoprocessing. Pengaktifan ekstension geoprocessing akan mengaktifkan geoprocessing wizard pada menu view. Pengaktifan geoprocesing wizard sekaligus akan menampilkan dialog box geoprocessing yang terdiri dari 6 fungsi seperti Disolve, Merge, clip, intersect, union, dan assign.

Disolve Features Based on Atribute Fungsi pertama yang terdapat pada fungisi geoprocessing wizard dalam geoprocessing dialog box adalah fungsidissolve, dimana fungsi dissolve disini akan menggabungkan object-object dalam sebuah layer atau theme yang mempunyai karakteristik maupun nilai dan isi field tertentu yang sama.. Disini kita akan membuat suatu dissolve dari peta propinsi Riau yang telah terbagi dalam kecamatan dan akan kita dissolve dan akan menampilkan batas kecamatan dari sebuah kabupaten, disini yang terpenting adalah theme mana akan di dissolve dan atribut mana yang dijadikan acuannya.

Merge Theme Together berfungsi menggabungkan beberapa theme shp dalam satu file shp dengan mengambil susunan table dari salah satu peta yang digabungkan. Fungsi ini sangat penting sebab sangat meudahkan pengguna untuk menggabungkan beberapa theme shp menjadi satu kesatuan tanpa harus add file pada setiap sesi pembuka dan memanggil file yang memang terdiri dari banyak sheet sheet. Yang paling penting nama theme yang akan digabungkan mempunyai karakteristik sama (polygon) Pada pelaksanaan merge shp file terutama polygon, sebaiknya lakukan merge 2 file dahulu yang di merge kemudian add file lain nya dan merge lagi dengan theme shp hasil merge yang pertama, sebab banyak kasus yang menyebutkan sering terjadi kegagalan dalam me merge file 3 sekaligus.

Clip One Theme Based Another Clip digunakan untuk memotong atau memisahkan peta berdasarkan object yang di clip, terhadap object yang lebih besar, intinya fungsi clip disini adalah menampilkan fokus object terhadap peta dasar yang besar, misalkan ingin menampilkan peta jalan atau sungai saja dalam suatu wilayah kabupaten atau propinsi atau kabupaten sedangkan jalan atau sungai tersebut adalah sebuah obyek yang besar dalam suatu propinsi atau sebuah Negara.

Intersect: Proses ini pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan clipping tetapi pada intersect, theme baru merupakan data spasial irisan kedua theme yang menjadi masukannya dengan theme overlay sebagai batas intersect-nya.

Union: Proses ini akan menghasilkan theme baru dengan mengkombinasikan dua theme. Output theme yang dihasilkan merupakan gabungan dari kedua features, berikut atribut datanya.

Assign Data by Location: Proses Assing Data by Location akan melakukan sebuah spasial join dari dua buah theme yang ditentukan berdasarkan hubungan spasial (spatial relationship) antara feature dari kedua buah theme tersebut.

Dari beberapa fungsi diatas maka kita bisa melakukan proses geoprocessing dengan cara mengikuti prosedur sesuai metode pemetaan dengan tepat, namun dibeberapa bagian terkadang terdapat kendala-kendala baik yang disebabkan oleh aplikasi maupun kurang mampunya kita dalam mengoprasikan aplikasi sehingga terjadi hal-hal yang kurang diinginkan. 

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 ALAT

  1. Perangkat keras (laptop)
  2. Perangkat lunak (Aplikasi QGIS 3.26.2)

3.2 BAHAN

  1. Data spasial Batas Kecamatan Denpasar Barat 
  2. Data spasial POI Denpasar
  3. Data spasial Jalan Denpasar
  4. Data spasial Batas Kelurahan Denpasar
  5. Data spasial Batas Kecamatan Denpasar Selatan
  6. Data spasial Landuse Kota Denpasar
3.3 LANGKAH KERJA 
  1. Persiapan
  2. Pelaksanaan 
  3. Evaluasi hasil dan pelaporan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 PERSIAPAN
Buka new project dan masukkan semua data spasial ke dalam proyek baru

4.2 PELAKSANAAN 
A. CLIP
  1. Pertama, lakukan Clip POI Denpasar (titik) dengan batas Kecamatan Denpasar Barat (polygon) dengan cara klik Vector lalu klik Geoprocessing Tools ->Clip.

  2. Lalu masukan input layer POI Denpasar dan overlay layer batas Kecamatan Denpasar Barat. Klik kotak titik 3 pada menu Clipped untuk menyimpan file. Kita beri nama file CLIP POI DENBAR dengan format GPKG files. Jika sudah klik save dan run.

  3. Kedua, lakukan Clip Jalan Denpasar (garis) dengan batas Kecamatan Denpasar Barat (polygon) dengan cara klik Vector lalu klik Geoprocessing Tools ->Clip.

  4. Masukan input layer Jalan Denpasar dan overlay layer batas Kecamatan Denpasar Barat. Klik kotak titik 3 pada menu Clipped untuk menyimpan file. Kita beri nama file CLIP JLN DENBAR dengan format GPKG files. Jika sudah klik save dan run. Amati perubahan yang terjadi.

  5. Ketiga, lakukan Clip Batas Kelurahan Denpasar (titik) dengan batas Kecamatan Denpasar Barat (polygon) dengan cara klik Vector lalu klik Geoprocessing Tools ->Clip.

  6. Masukan input layer Batas Kelurahan Denpasar dan overlay layer batas Kecamatan Denpasar Barat. Klik kotak titik 3 pada menu Clipped untuk menyimpan file. Kita beri nama file CLIP KLRHN DENBAR dengan format GPKG files. Jika sudah klik save dan run. Amati perubahan yang terjadi.

B. UNION
  1. Lakukan union antara batas Kecamatan Denpasar Barat dengan batas Kecamatan Denpasar Selatan dengan cara klik Vector lalu klik Geoprocessing Tools -> Union

  2. Masukan input layer batas kecamatan Denpasar Barat dan overlay layer batas Kecamatan Denpasar Selatan. Klik kotak titik 3 pada menu Union untuk menyimpan file. Kita beri nama file UNION DENBAR DENSEL dengan format GPKG files. Jika sudah klik save dan run. Amati perubahan yang terjadi.

C. INTERSECT 
  1. Lakukan intersect antara batas kecamatan Denpasar Barat dengan Landuse Kota Denpasar dengan cara klik Vector lalu klik Geoprocessing Tools -> Intersection

  2. Masukan input layer batas Kecamatan Denpasar Barat dan overlay layer Landuse Kota Denpasar. Klik kotak titik 3 pada menu Intersection untuk menyimpan file. Kita beri nama file INTERSECT DENBAR LANDUSE dengan format GPKG files. Jika sudah klik save dan run. Amati perubahan yang terjadi.

D. BUFFER
  1. Lakukan buffer dengan beberapa data spasial. Pertama, lakukan buffer pada POI Kota Denpasar dengan cara klik Vector lalu klik Geoprocessing Tools -> Buffer

  2. Masukan input layer POI Kota Denpasar. Ketik angka 100 pada Distance dan satuan meter. Kemudian centang dissolve result dan klik kotak titik tiga pada menu buffered untuk menyimpan file. Kita beri nama BUFFER 1 dengan format GPKG files. Jika sudah klik save dan run. Amati perubahan yang terjadi.

  3. Kedua, lakukan buffer pada hasil clip antara Jalan Denpasar (garis) dengan batas Kecamatan Denpasar Barat (polygon) dengan cara klik Vector lalu klik Geoprocessing Tools -> Buffer

  4. Masukan input layer CLIP JLN DENBAR dan isi distance 10 meters kemudian centang dissolve result. Klik kotak titik 3 pada menu Intersection untuk menyimpan file. Kita beri nama file BUFFER 2 dengan format GPKG files. Jika sudah klik save dan run. Amati perubahan yang terjadi.

  5. Ketiga, lakukan buffer pada batas kecamatan Denpasar Barat dengan cara klik Vector lalu klik Geoprocessing Tools -> Buffer

  6. Masukan input layer batas Kecamatan Denpasar Barat dan isi distance 10 meters kemudian centang dissolve result. Klik kotak titik 3 pada menu Buffered untuk menyimpan file. Kita beri nama file BUFFER 3 dengan format GPKG files. Jika sudah klik save dan run. Amati perubahan yang terjadi.

E. DISSOLVE
  1. Lakukan dissolve pada batas kelurahan Denpasar menjadi Batas Kecamatan dan Batas Kota Denpasar dengan cara klik Vector lalu klik Geoprocessing Tools -> Dissolve

  2. Masukan input layer batas Kelurahan Denpasar dan klik kotak titik 3 pada menu Dissolved untuk menyimpan file. Kita beri nama file BATAS KECAMATAN DAN BATAS KOTA DPS dengan format GPKG files. Jika sudah klik save dan run. Amati perubahan yang terjadi.

4.3 EVALUASI HASIL DAN PELAPORAN
A. CLIP
a. Hasil Clip POI Denpasar (titik) dengan batas Kecamatan Denpasar Barat (polygon)


Berdasarkan hasil clip POI Denpasar dengan batas kecamatan Denpasar Barat, dapat terlihat bahwa hasil clip menjadi titik kuning di bagian Denpasar Barat saja. Sedangkan titik kuning tidak ada di lokasi lain selain di bagian Denpasar Barat. Hasil pemotongan menunjukkan titik warna kuning yang spesifik di Denpasar Barat saja. Operasi Clip digunakan untuk memotong/menggunting layer. Namun, atribut dari input layer tidak berubah, hanya bentuk featurenya saja yang mengikuti bentuk layer pemotongnya. Layer pemotong (clipper) harus layer polygon, sementara input layer bisa dengan tipe point, line maupun polygon. 

b. Hasil Clip Jalan Denpasar (garis) dengan batas Kecamatan Denpasar Barat (polygon)


Berdasarkan hasil clip Jalan Denpasar (garis) dengan batas Kecamatan Denpasar Barat (polygon), dapat terlihat bahwa garis Jalan Denpasar (merah) hanya berada di lokasi Denpasar Barat. Fungsi clip disini juga bisa dikatakan untuk menampilkan fokus objek terhadap peta dasar yang besar. Peta dasar disini adalah batas Kecamatan Denpasar Barat, dan yang ingin difokuskan adalah bagian jalan. Sehingga proses clip menghasilkan jalan Denpasar khususnya jalan Denpasar Barat yang berwarna merah.
 
c. Hasil Clip batas Kelurahan Denpasar (polygon) dengan batas kecamatan Denpasar Barat (polygon)



Berdasarkan hasil Clip batas Kelurahan Denpasar (polygon) dengan batas kecamatan Denpasar Barat (polygon), dapat terlihat bahwa hasil clip menjadi 1 warna yaitu warna merah. Selain itu, terdapat garis hitam pada kecamatan Denpasar Barat yang menunjukkan kelurahan yang ada di Denpasar Barat. Untuk bisa melihat nama kelurahan, bisa kita ganti warna dengan warna cerah. Nama-nama kelurahan yang terlihat ada di Denpasar Barat antara lain Padang Sambian Kaja, Padang Sambian, Padang Sambian Kelod, Pemecutan Kaja, Tegal Kertha, Tegal Harum, Pemecutan Kelod, dan Pemecutan. Clip tersebut akan menunjukkan potongan garis batas kelurahan di Denpasar Barat.

B. UNION
Hasil Union antara batas kecamatan Denpasar Barat dengan batas kecamatan Denpasar Selatan


Berdasarkan hasil union, didapatkan batas Kecamatan Denpasar Barat dan batas Kecamatan Denpasar Selatan menjadi 1 warna yaitu warna kuning. Pada proses union memang harus dilakukan antara polygon dan polygon. Operasi union ini digunakan untuk mengoverlaykan dua atau lebih layer. Output layer yang dihasilkan merupakan gabungan dari kedua layer. Sama dengan proses intersect, output layer akan memiliki atribut dari input layer. Hasil union berwarna kuning ini menunjukkan bahwa union akan menghasilkan sebuah peta baru dengan menumpangsusunkan (overlay) dua peta polygon, peta yang dihasilkan mengkombinasikan poligon dan atribut dari kedua peta yang digabungkan, poligon input akan memotong secara intersect pada poligon yang dioverlaykan, atribut peta output mempunyai atribut dari input dan peta yang dioverlaykan.

C. INTERSECT
Hasil Intersect antara batas kecamatan Denpasar Barat dengan Landuse Kota Denpasar


Berdasarkan hasil intersection, didapatkan batas kecamatan Denpasar Barat dengan Landuse atau penggunaan lahan Kota Denpasar. Intersect merupakan salah satu jenis overlay pada dua peta untuk menggabungkan kenampakan dalam peta menjadi satu. Hal ini menunjukkan bahwa hasil perpotongan ini menunjukkan penggunaan lahan yang ada di batas kecamatan Denpasar Barat saja. Operasi intersect digunakan untuk memotong input layer dan secara otomatis mengoverlay antara layer yang dipotong dengan layer pemotongnya. Pada operasi ini kedua layer baik input layer maupun intersect layer harus merupakan layer dengan tipe polygon. Output layer yang dihasilkan akan memiliki atribut dari kedua layer yang di-overlay.
D. BUFFER
a. Hasil Buffer POI Kota Denpasar


Berdasarkan hasil buffer, didapatkan POI (titik) Kota Denpasar dikelilingi oleh lingkaran hijau. Buffer digunakan untuk mewakili suatu jangkauan pelayanan ataupun luasan yang diasumsikan dengan jarak tertentu untuk suatu kepentingan analisis spasial. Pembuatan buffer membutuhkan penentuan jarak dalam satuan yang terukur (meter atau kilometer). Hasil buffer menunjukkan bahwa terdapat tambahan luas cakupan sebuah objek yaitu POI Kota Denpasar dengan jarak tertentu. Pada proses buffer ini bisa membaca cakupan atau radius yang berdampak dari sekitar POI Kota Denpasar seperti fasilitas sosial dan fasilitas umum. Buffer yang terbentuk dari titik biasanya menggambarkan kondisi mengenai cakupan atau jangkauan pelayanan dari sebuah fungsi di titik tersebut.

b. Hasil Buffer hasil clip antara Jalan Denpasar (garis) dengan batas Kecamatan Denpasar Barat (polygon)


Berdasarkan hasil buffer, didapatkan Jalan di Denpasar Barat yang terlingkup atau terlindungi dengan garis hijau. Proses buffer ini membentuk suatu area yang melingkup atau melindungi suatu obyek spasial dalam peta dengan jarak tertentu. Buffer yang terbentuk dari unsur garis dan polygon lebih banyak menggambarkan kondisi dampak dari fenomena yang terkandung dalam unsur peta tersebut. Contohnya dalam hal ini adalah cakupan luapan sungai atau dampak kebisingan di jalan raya. Bentuk Buffer yang berangkat dari elemen garis atau unsur path, dapat menggambarkan nilai yang terkandung dalam garis tersebut sebagai kondisi tertampung, contohnya dalam sungai atau kanal.

c. Hasil Buffer batas kecamatan Denpasar Barat


Berdasarkan hasil buffer, didapatkan batas kecamatan Denpasar Barat terlingkupi dengan garis tebal berwarna merah. Zona-zona yang terbentuk secara grafis ini digunakan untuk mengidentifikasi kedekatan-kedekatan spasial suatu obyek peta terhadap obyek-obyek yang berada di sekitarnya. Bentuk Buffer yang terbuat dari unsur polygon seperti contohnya merepresentasikan dampak keberadaan danau atau suatu kawasan yang mewadahi suatu kegiatan. Fungsinya sebagai representasi dari kondisi poligon tersebut pengaruhnya terhadap suatu regulasi, contohnya garis sempadan bangunan atau rencana perluasan jalan atau lahan yang kemudian berdampak pada lahan yang menjadi poligon tersebut.
E. DISSOLVE
Hasil Dissolve batas kelurahan Denpasar menjadi Batas Kecamatan dan Batas Kota Denpasar



Berdasarkan hasil dissolve, didapatkan batas Kelurahan Denpasar menjadi Batas Kecamatan dan Batas Kota Denpasar dicirikan dengan seluruh lokasi berwarna biru dan terdapat garis-garis batas kecamatan dan batas Kota Denpasar. Fungsi dari dissolve akan menggabungkan objek-objek dalam sebuah layer atau tema yang memiliki karakteristik maupun nilai dan isi field tertentu yang mempunyai kesamaan. Proses ini pada dasarnya menyatukan atau menghilangkan batas-batas unsur-unsur spasial yang tepat bersebelahan namun terletak dalam suatu tema yang sama. Disini dapat dilihat peta batas Kelurahan Denpasar yang terbagi dalam kecamatan kemudian setelah dissolve akan menampilkan batas kecamatan serta batas Kota Denpasar. 

Video Hasil Geoprocessing 


BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini yaitu Geoprocessing merupakan kemampuan GIS dalam melakukan analisis data. Selain itu, Geoprocessing juga dapat mengaplikasikan fungsi-fungsi yang terdapat di data spasial. Biasanya untuk masuk ke process analysis membutuhkan input Features. Makna lain dari Geoprocessing adalah sekumpulan fungsi yang terhubung dengan sistem arcview. Hasil output dari Geoprocessing ini berupa shape file baru atau Featureset. Sedangkan untuk file input yang dihasilkan tidak akan pernah berubah. Geoprocessing ini adalah aspek yang paling penting di dalam SIG, yang membedakannya dengan kartografi (kartografi hanya berkutat pada teknik pembuatan peta saja). Geoprocessing dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu geoprocessing vector dan geoprocessing raster. Kita bisa melakukan proses geoprocessing dengan cara mengikuti prosedur sesuai metode pemetaan dengan tepat, namun di beberapa bagian terkadang terdapat kendala-kendala baik yang disebabkan oleh aplikasi maupun kurang mampunya kita dalam mengoperasikan aplikasi sehingga terjadi hal-hal yang kurang diinginkan
5.2 SARAN
Sebaiknya praktikum ini dilakukan dengan teliti dan sesuai dengan pedoman praktikum agar tidak terjadi kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA
A. Yani, R., Eka, P. A. & Fajri, F., 2016. Sistem Informasi Geografis Potensi Perkebunan di Kabupaten Banyuasin. Bina Darma e-Journal.
Eko Budiyanto (2016), “Sistem Informasi Geografis dengan Quantum GIS”, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Comments

SONG

Flyff Chinese Magnifying Glass