Featured

LAPORAN PRAKTIKUM 7 (SKORING, INTERSECTION, DAN LAYOUT PETA POTENSI KERAWANAN BANJIR KOTA DENPASAR)

 LAPORAN PRAKTIKUM 

SKORING, INTERSECTION, DAN LAYOUT PETA POTENSI KERAWANAN BANJIR KOTA DENPASAR

Dosen Pengampu : Putu Perdana Kusuma Wiguna, Ssi, M. Sc


Disusun Oleh :

Kelompok 2

Adelia Novita Marampa'        2006541036

I Luh Reni                                2006541037

Fransisca Aprilia Wijayanti   2006541039


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI 

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2022




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Salah satu kegiatan dalam analisis data SIG adalah skoring. Skoring merupakan kegiatan pemberian nilai terhadap sifat dari parameter yang digunakan dalam analisis data. Skoring adalah adalah proses pengolahan data yang dilakukan setelah proses reclassify. Proses ini dilakukan dengan cara memberikan nilai pada setiap parameter penyebab banjir, kemudian dilakukan perhitungan dengan mempertimbangkan faktor terbesar yang menyebabkan terjadinya banjir.
Skoring merupakan proses pemberian bobot atau nilai terhadap poligon-poligon peta yang mempresentasikan fenomena tertentu dalam suatu rangkaian analisis spasial, nilai yang diberikan terhadap poligon peta untuk mempresentasikan tingkat kedekatan, keterkaitan, atau beratnya dampak tertentu pada suatu fenomena secara spasial. adapun makna dari scoring ialah memberikan nilai atau harakat pada suatu parameter, contoh untuk parameter kemiringan lereng. kemiringan lereng 10% diberi scor 4, kemiringan 15% diberi skor 3...dst.
Parameter banjir adalah bentuk lahan, kelerengan, jenis tanah, curah hujan, dan ketinggian lahan. Nilai skor disesuaikan dengan kondisi dan pengaruh parameter terhadap banjir. Kebutuhan data terkini, akurasi tinggi, pada areal yang luas dibutuhkan untuk memantau perubahan satu kesatuan pengelolaan wilayah. Aplikasi SIG sangat diperlukan untuk membantu keterbatasan dana, waktu dan tenaga kerja namun diperoleh akurasi tinggi secara mudah, cepat dan murah setiap waktu (Molenaar, 1991). GIS memberikan harapan baru untuk mengoptimalkan upaya penyelesaian masalah banjir dengan cepat, mudah dan akurat dengan menggunakan metode tumpang susun (overlay) terhadap parameter-parameter banjir, seperti: bentuk lahan, kemiringan lereng, jenis tanah, infiltrasi tanah dan intensitas curah hujan.
1.2 Tujuan 
  1. Agar mahasiswa mengetahui apa itu skoring, intersection, dan layout
  2. Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan skoring, intersection, dan layout dalam SIG
  3. Mahasiswa dapat mengetahui paramater banjir dan langkah-langkah skoring, intersection, dan laayout dalam SIG
1.3 Manfaat
  1. Mahasiswa mampu mengetahui konsep skoring, intersection, dan layout dalam SIG
  2. Mahasiswa mampu mengetahui langkah-langkah skoring, intersection, dan layout menggunakan QGIS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Skoring
Metode skoring adalah suatu metode pemberian skor atau nilai terhadap masing-masing value parameter untuk menentukan tingkat kemampuannya. penilaian ini berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Sedangakan metode pembobotan atau disebut juga weighting adalah suatu metode yang digunakan apabila setiap karakter memiliki peranan berbeda atau jika memiliki beberapa parameter untuk mementukan kemampuan lahan atau sejenisnya. Salah satu kegiatan dalam analisis data SIG adalah skoring. Skoring merupakan kegiatan pemberian nilai terhadap sifat dari parameter yang digunakan dalam analisis data. Skoring adalah adalah proses pengolahan data yang dilakukan setelah proses reclassify. Proses ini dilakukan dengan cara memberikan nilai pada setiap parameter penyebab banjir, kemudian dilakukan perhitungan dengan mempertimbangkan faktor terbesar yang menyebabkan terjadinya banjir.
Skoring merupakan proses pemberian bobot atau nilai terhadap poligon-poligon peta yang mempresentasikan fenomena tertentu dalam suatu rangkaian analisis spasial, nilai yang diberikan terhadap poligon peta untuk mempresentasikan tingkat kedekatan, keterkaitan, atau beratnya dampak tertentu pada suatu fenomena secara spasial. adapun makna dari scoring ialah memberikan nilai atau harakat pada suatu parameter, contoh untuk parameter kemiringan lereng. kemiringan lereng 10% diberi skor 4, kemiringan 15% diberi skor 3...dst.
2.2 Parameter Banjir
Parameter banjir adalah bentuk lahan, kelerengan, jenis tanah, curah hujan, dan ketinggian lahan. Nilai skor disesuaikan dengan kondisi dan pengaruh parameter terhadap banjir. Kebutuhan data terkini, akurasi tinggi, pada areal yang luas dibutuhkan untuk memantau perubahan satu kesatuan pengelolaan wilayah. Aplikasi SIG sangat diperlukan untuk membantu keterbatasan dana, waktu dan tenaga kerja namun diperoleh akurasi tinggi secara mudah, cepat dan murah setiap waktu. GIS memberikan harapan baru untuk mengoptimalkan upaya penyelesaian masalah banjir dengan cepat, mudah dan akurat dengan menggunakan metode tumpang susun (overlay) terhadap parameter-parameter banjir, seperti: bentuk lahan, kemiringan lereng, jenis tanah, infiltrasi tanah dan intensitas curah hujan.
2.3 Pembobotan
Pembobotan merupakan teknik pengambilan keputusan pada suatu proses yang melibatkan berbagai faktor secara bersama-sama dengan cara memberi bobot pada masing-masing faktor tersebut. Skoring dan Pembobotan Skoring dan Pembobotan adalah proses pengolahan data yang dilakukan setelah proses reclassify. Proses ini dilakukan dengan cara memberikan nilai pada setiap parameter penyebab banjir, kemudian dilakukan perhitungan dengan mempertimbangkan faktor terbesar yang menyebabkan terjadinya banjir.
Pembobotan merupakan teknik pengambilan keputusan pada suatu proses yang melibatkan berbagai faktor secara bersama-sama dengan cara memberi bobot pada masing-masing faktor tersebut. Pembobotan dapat dilakukan secara objektif dengan perhitungan statistik maupun secara subyektif dengan menetapkan berdasarkan pertimbangan tertentu. Namun penentuan bobot secara subyektif harus dilandasi pemahaman yang kuat mengenai proses tersebut. Scoring adalah pemberian skor pada masing-masing kode/simbol. Skoring memudahkan hitungan, maka setiap alternatif pertanyaan responden diberikan skor seperti skor (1) untuk kelas rendah, skor (2) untuk kelas sedang dan skor (3) untuk kelas tinggi.

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 ALAT

  1. Perangkat keras (laptop)
  2. Perangkat lunak (Aplikasi QGIS 3.26.2)

3.2 BAHAN

  1. Modul Pedoman Skoring dan Pembobotan
  2. Data spasial parameter kerapatan sungai Kota Denpasar
  3. Data spasial parameter curah hujan Kota Denpasar
  4. Data spasial parameter jenis tanah Kota Denpasar
  5. Data spasial parameter kemiringan lereng Kota Denpasar
  6. Data spasial parameter ketinggian tempat Kota Denpasar
  7. Data spasial parameter penggunaan lahan Kota Denpasar
3.3 LANGKAH KERJA 
  1. Persiapan
  2. Pelaksanaan intersection dan skoring parameter penyebab banjir Kota Denpasar
  3. Evaluasi hasil dan pelaporan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 
4.1 PERSIAPAN
Buka QGIS dan new project lalu buka semua file shp parameter penyebab banjir Kota Denpasar

4.2 PELAKSANAAN SKORING, INTERSECTION, DAN LAYOUT PETA POTENSI KERAWANAN BANJIR KOTA DENPASAR
A. SKORING
  1. Pertama, klik parameter kerapatan sungai lalu klik kanan dan buka open attribute table. Kemudian klik ikon pensil dan klik Add Field. Isi dengan Skor_KS. Kemudian Add Field lagi dan isi Bobot_KS. Masukan skor dan bobot sesuai pedoman modul.

  2. Kemudian klik Add Field lagi dan isi S*B_KS untuk mengkalikan antar skor dan bobot. Lalu isi bagian expression atas, ganti dengan 123 S*B_KS lalu ketikan Skor_KS*Bobot*KS lalu klik update all. Otomatis akan keluar hasil perkalian dari expression tersebut. Simpan perubahan.

  3. Kedua, klik parameter curah hujan lalu klik kanan dan buka open attribute table. Kemudian klik ikon pensil dan klik Add Field. Isi dengan Skor_CH. Kemudian Add Field lagi dan isi Bobot_CH. Masukan skor dan bobot sesuai pedoman modul.

  4. Kemudian klik Add Field lagi dan isi S*B_CH untuk mengkalikan antar skor dan bobot. Lalu isi bagian expression atas, ganti dengan 123 S*B_CH lalu ketikan Skor_CH*Bobot*CH lalu klik update all. Otomatis akan keluar hasil perkalian dari expression tersebut. Simpan perubahan.

  5. Ketiga, klik parameter jenis tanah lalu klik kanan dan buka open attribute table. Kemudian klik ikon pensil dan klik Add Field. Isi dengan Skor_T. Kemudian Add Field lagi dan isi Bobot_T. Masukan skor dan bobot sesuai pedoman modul.

  6. Kemudian klik Add Field lagi dan isi S*B_T untuk mengkalikan antar skor dan bobot. Lalu isi bagian expression atas, ganti dengan 123 S*B_T lalu ketikan Skor_T*Bobot*T lalu klik update all. Otomatis akan keluar hasil perkalian dari expression tersebut. Simpan perubahan

  7. Keempat, klik parameter kemiringan lereng lalu klik kanan dan buka open attribute table. Kemudian klik ikon pensil dan klik Add Field. Isi dengan Skor_KL. Kemudian Add Field lagi dan isi Bobot_KL. Masukan skor dan bobot sesuai pedoman modul.

  8. Kemudian klik Add Field lagi dan isi S*B_KL untuk mengkalikan antar skor dan bobot. Lalu isi bagian expression atas, ganti dengan 123 S*B_KL lalu ketikan Skor_KL*Bobot*KL lalu klik update all. Otomatis akan keluar hasil perkalian dari expression tersebut. Simpan perubahan.

  9. Kelima, klik parameter ketinggian tempat lalu klik kanan dan buka open attribute table. Kemudian klik ikon pensil dan klik Add Field. Isi dengan Skor_KT. Kemudian Add Field lagi dan isi Bobot_KT. Masukan skor dan bobot sesuai pedoman modul.

  10. Kemudian klik Add Field lagi dan isi S*B_KT untuk mengkalikan antar skor dan bobot. Lalu isi bagian expression atas, ganti dengan 123 S*B_KT lalu ketikan Skor_KT*Bobot*KT lalu klik update all. Otomatis akan keluar hasil perkalian dari expression tersebut. Simpan perubahan

  11. Keenam, klik parameter penggunaan lahan lalu klik kanan dan buka open attribute table. Kemudian klik ikon pensil dan klik Add Field. Isi dengan Skor_PL. Kemudian Add Field lagi dan isi Bobot_PL. Masukan skor dan bobot sesuai pedoman modul.

  12. Kemudian klik Add Field lagi dan isi S*B_PL untuk mengkalikan antar skor dan bobot. Lalu isi bagian expression atas, ganti dengan 123 S*B_PL lalu ketikan Skor_PL*Bobot*PL lalu klik update all. Otomatis akan keluar hasil perkalian dari expression tersebut. Simpan perubahan

B. INTERSECTION
  1. Setelah didapatkan semua hasil perkalian di open attribute table, lakukan intersection pada semua parameter. Pertama, lakukan intersection dengan input layer parameter curah hujan dan overlay layer jenis tanah. Klik Save File to folder yang kita mau, beri nama Intersect Curah Hujan dan Jenis Tanah lalu klik run. 

  2. Kedua, lakukan intersection dengan input layer hasil Intersect Curah Hujan dan Jenis Tanah dan overlay layer kemiringan lereng. Klik Save File to folder yang kita mau, beri nama Intersect Curah Hujan dan Jenis Tanah dan Kemiringan lalu klik run. 

  3. Ketiga, lakukan intersection dengan input layer hasil Intersect Curah Hujan dan Jenis Tanah dan Kemiringan dan overlay layer ketinggian tempat. Klik Save File to folder yang kita mau, beri nama Intersect Curah Hujan dan Jenis Tanah dan Kemiringan dan Ketinggian lalu klik run.

  4. Keempat, lakukan intersection dengan input layer hasil Intersect Curah Hujan dan Jenis Tanah dan Kemiringan dan Ketinggian dan overlay layer kerapatan sungai. Klik Save File to folder yang kita mau, beri nama Intersect Curah Hujan dan Jenis Tanah dan Kemiringan dan Ketinggian dan Kerapatan lalu klik run. 

Terakhir, lakukan intersection dengan input layer hasil Intersect Curah Hujan dan Jenis Tanah dan Kemiringan dan Ketinggian dan Kerapatan dan overlay layer penggunaan lahan. Klik Save File to folder yang kita mau, beri nama Intersect Curah Hujan dan Jenis Tanah dan Kemiringan dan Ketinggian dan Kerapatan dan P Lahan lalu klik run. 
  • For Information :
Apabila terjadi eror saat intersection, buka settings dan options lalu pilih processing. Pada menu general dan menu Invalid features filtering, pilih Do not filter (better performance). Sehingga intersection tidak akan eror lagi.

C. LAYOUT 
  1. Setelah didapatkan hasil intersect banjir, kemudian buka open attribute table pada file intersect terakhir lalu klik edit dan klik Add Field dan ketik skor_total untuk menjumlah semua skor parameter

  2. Kemudian pada menu expression, pilih 123 skot_total dan ketik semua skor parameter yang ada untuk dijumlahkan yaitu S_B_KS+S_B_CH+S_B_JT+S_B_KL+S_B_KT+S_B_PL. Kemudian klik Update All. 

  3. Selanjutnya buat field baru dengan nama Kelas untuk melakukan pengkelasan. Lalu klik ikon Select by Expression lalu ketik "SKOR_TOTAL" <= 22 kemudian klik Select Features

  4. Otomatis akan keluar pilihan yang terseleksi. Kemudian pilih abc KELAS dan ketikan kelas 'Sangat Rendah' pada kotak ekspresi lalu klik update selected. Maka semua skor total yang memiliki nilai <=22 akan menjadi kelas sangat rendah

  5. Selanjutnya lakukan pengkelasan lagi dengan klik ikon Select by Expression lalu ketik "SKOR_TOTAL" >= 23 AND "SKOR_TOTAL" <= 31 kemudian klik Select Features

  6. Otomatis akan keluar pilihan yang terseleksi. Kemudian pilih abc KELAS dan ketikan kelas 'Rendah' pada kotak ekspresi lalu klik update selected. Maka semua skor total yang memiliki nilai >=23 dan <=31 akan menjadi kelas rendah

  7. Selanjutnya lakukan pengkelasan lagi dengan klik ikon Select by Expression lalu ketik "SKOR_TOTAL" >= 32 AND "SKOR_TOTAL" <= 40 kemudian klik Select Features

  8. Otomatis akan keluar pilihan yang terseleksi. Kemudian pilih abc KELAS dan ketikan kelas 'Sedang' pada kotak ekspresi lalu klik update selected. Maka semua skor total yang memiliki nilai >=32 dan <=40 akan menjadi kelas sedang

  9. Selanjutnya lakukan pengkelasan lagi dengan klik ikon Select by Expression lalu ketik "SKOR_TOTAL" >= 41 AND "SKOR_TOTAL" <= 49 kemudian klik Select Features

  10. Otomatis akan keluar pilihan yang terseleksi. Kemudian pilih abc KELAS dan ketikan kelas 'Tinggi' pada kotak ekspresi lalu klik update selected. Maka semua skor total yang memiliki nilai >=41 dan <=49 akan menjadi kelas tinggi

  11. Selanjutnya lakukan pengkelasan lagi dengan klik ikon Select by Expression lalu ketik "SKOR_TOTAL" >= 49 kemudian klik Select Features

  12. Otomatis akan keluar pilihan yang terseleksi. Kemudian pilih abc KELAS dan ketikan kelas 'Sangat Tinggi' pada kotak ekspresi lalu klik update selected. Maka semua skor total yang memiliki nilai >= 49 akan menjadi kelas sangat tinggi

  13. Setelah dilakukan semua pengkelasan, simpan semua perubahan lalu klik kanan pada hasil intersect dan pilih properties. Pada symbology, pilih warna menjadi Categorized lalu pilih Value Kelas. Ganti warna simbol ke Reds dan urutkan warna dari Sangat Rendah, Rendah, Sedang, Tinggi, dan Sangat Tinggi

  14. Setelah selesai dilakukan pemberian warna sesuai kelasnya, lakukan layout pada peta. Klik Project dan klik New Print Layout kemudian beri nama Peta Potensi Kerawanan Banjir Kota Denpasar

  15. Lakukan layout dengan menambahkan shape-shape dengan cara Add Item dan Add Shape-> Add Rectangle. 

  16. Setelah terbentuk beberapa shape, masukan peta dengan cara klik Add Item dan klik Add Map. Ubah CRS menjadi Project CRS 32750-WGS 84.

  17. Klik Grid dan tambahkan Grid lalu Modify Grid. Pilih grid type cross, interval X 5000 dan interval Y 5000. Lalu pilih frame Line Border dan pilih draw coordinate. Atur arah koordinat vertikal.

  18. Setelah mengatur peta, masukan judul peta dengan cara klik Add Item dan pilih Add Label lalu edit kalimat pada Main Properties menjadi Peta Potensi Kerawanan Banjir Kota Denpasar Tahun 2022.  Atur posisi judul pada posisi Middle dan Center pada menu Appearance. Selain itu, atur Font mulai dari ukuran dan style. Atur ukuran judul cukup besar dan atur style font pada jenis Bold.

  19. Kemudian masukan arah mata angin dengan cara pilih Add Item lalu Add North Arrow. Arahkan garis kursor dari ujung kiri kotak ke ujung kanan kotak sehingga simbol arah mata angin akan muncul. Pilih Placement menjadi Middle. Lalu ubah jenis simbol dengan bentuk segitiga dengan bulatan di bagian tengah

  20. Lalu pada samping arah mata angin, beri skala garis dengan cara pilih Add Item dan pilih Add Scale Bar. Secara otomatis akan muncul angka pada skala garis. Pada Main Properties, pilih Style Double Box. Pada menu Units, pilih Label Unit Multiplier ketik angka 1,000000. Ubah posisi Scale Bar menjadi tengah dengan menggeser Scale Bar ke kanan

  21. Lalu atur identitas layout peta yang terdiri dari sistem koordinat, datum, dan unit. Pilih Add Item lalu Add Label. Edit kalimat pada Main Properties menjadi Sistem Koordinat, Datum, dan Unit berurutan dari atas ke bawah. Lalu atur margin Left dan sesuaikan ukuran font. Kemudian masukan label kedua berisi UTM 50S, WGS 48, dan Decimal dengan urutan dari atas ke bawah serta isi tanda titik dua (:) di depan masing-masing label kedua. Atur margin Left juga dan sesuaikan ukuran font. Jika selesai, klik Shift bersamaan dengan klik kedua label lalu klik kanan dan pilih Group sehingga kedua label menjadi satu. Arahkan label ke arah tengah dengan menggeser menggunakan panah keyboard

  22. Kemudian masukan legenda peta dengan cara mengklik Add Item dan klik Add Legend. Arahkan garis kursor dari ujung ke ujung sambil ditekan sehingga secara otomatis legenda akan muncul. Untuk memperbaiki isi legenda bisa dilakukan mematikan Auto Update pada Legend Items kemudian hapus legenda yang tidak diinginkan (tanda - merah) dan edit tulisan yang diinginkan (simbol pensil). Untuk memberi judul bisa di bagian Main Properties dan edit bagian Title.

  23. Kemudian pada bagian bawah legenda, beri label judul peta inset dengan cara Add Item lalu Add Label dan arahkan garis kursor dari ujung ke ujung sambil ditekan kemudian edit teks menjadi Peta Inset. Edit posisi judul dengan mengatur Horizontal Alignment pada Center dan Vertical Alignment pada Middle. Edit ukuran dan style Font juga menjadi ukuran yang sesuai dan style font Bold.

  24. Kemudian kita akan memasukan peta inset ke dalam layout. Pertama, kunci peta utama di layout dengan cara klik peta tersebut lalu pada menu Layers aktifkan Lock Layers dan Lock Styles for Layers

  25. Lalu masukan peta inset dengan membuka proyek sebelumnya lalu non aktifkan layer yang tidak diperlukan sehingga terlihat hasil peta tanpa digitasi. Kemudian kembali ke proyek layout dan masukan peta inset ke dalam proyek layout dengan cara klik Add Item dan klik Add Map lalu arahkan garis kursor dari ujung ke ujung sambil ditekan sehingga secara otomatis gambar peta inset akan muncul. Peta inset adalah peta kecil yang ditempatkan pada posisi yang sesuai dalam peta utama dengan diberi arsir atau warna lain yang menunjukkan lokasi daerah yang dipetakan

  26. Sebelumnya, perkecil peta dengan cara klik Edit lalu Move Content dan perkecil peta. Untuk menunjukkan arsiran dari peta inset maka klik peta Inset lalu pilih Overviews. Klik tanda tambah hijau (+) lalu isi Map Frame dengan Map 1. Secara otomatis, akan muncul kota merah kecil sebagai penanda lokasi yang dilayout.

  27. Setelah peta inset selesai, masukan tulisan instansi pembuat di bawah peta inset. Edit font menjadi Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, dan Universitas Udayana secara berurutan dari atas ke bawah. Atur posisi teks pada posisi Middle dan Center pada menu Appearance. Selain itu, atur Font mulai dari ukuran dan style. Atur ukuran teks cukup besar dan atur style font pada jenis Bold.

  28. Terakhir, masukan logo instansi di sebelah tulisan instansi dengan cara klik Add Item dan klik Add Picture. Lalu pilih logo instansi pada folder komputer dan klik Open. Atur posisinya pada Placement menjadi Middle.

  29. Simpan hasil proyek dengan cara klik Layout dan pilih Save. Lalu ekspor gambar menjadi format (.png) dengan cara klik Layout dan pilih Export as Image. Layout peta Potensi Kerawanan Banjir Kota Denpasar sudah siap digunakan.

4.3 EVALUASI HASIL DAN PELAPORAN

Metode skoring adalah suatu metode pemberian skor atau nilai terhadap masing-masing value parameter untuk menentukan tingkat kemampuannya. Penilaian ini berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Sedangkan metode pembobotan atau disebut juga weighting adalah suatu metode yang digunakan apabila setiap karakter memiliki peranan berbeda atau jika memiliki beberapa parameter untuk menentukan kemampuan lahan atau sejenisnya. Pada peta dengan warna putih melambangkan potensi banjir yang sangat rendah, yaitu di daerah Desa Tegal Kerta, Kelurahan Ubung, Kelurahan Tonja, dan Dauh Puri Klod. Potensi banjir di daerah ini sangat rendah salah satu alasannya dikarenakan masyarakatnya turun tangan langsung dalam antisipasi banjir misalnya melakukan jumat bersih, membersihkan selokan air, dan membersihkan sampah di sepanjang aliran air. 
Warna nila pada peta Denpasar melambangkan potensi banjir yang rendah, terdapat di beberapa titik di Denpasar seperti Desa Peguyangan, Pemecutan Kaja, dan Dangin Puri Kaja. Lalu pada peta dengan warna oranye melambangkan potensi banjir yang sedang dengan titik hampir di seluruh Kota Denpasar seperti di Denpasar Timur, Desa Penatih Dangin Puri, Desa Sumerta Kaja, Desa Sumerta Klod, Desa Dangin Puri Kangin, dan Desa Dauh Puri Kaja. Kemudian warna merah pada peta Denpasar melambangkan potensi banjir yang tinggi dimana terdapat di daerah Denpasar Barat, Tegal Kerta, Padangsambian Kelod, Sanur, Pemecutan Kaja, dan Monang-Maning. Dan yang terakhir adalah warna coklat tua pada peta Denpasar melambangkan potensi banjir yang sangat tinggi dan daerah yang masuk ke dalam daerah potensi banjir sangat tinggi yaitu Denpasar Selatan, Pemogan, Sidakarya, Sanur, Panjer, Renon, dan Pulau Serangan. 

Video Hasil Skoring, Intersection, dan Layout Peta Potensi Kerawanan Banjir Kota Denpasar


BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Kesimpulannya yaitu potensi banjir yang paling banyak di dominasi yaitu banjir kelas sedang dan banjir kelas tinggi karena hampir terdapat di beberapa titik daerah di denpasar seperti: Denpasar Barat, Denpasar Timur, Denpasar Utara, dan Denpasar Selatan sehingga banjir sedang ini lebih dominan terjadi. Hal ini dikarenakan pemukiman Kota Denpasar yang sudah sangat penuh sehingga daerah resapan air semakin berkurang. Daerah rawan bahaya banjir tinggi di Kota Denpasar adalah 19.27% atau hampir meliputi 1/6 wilayah Kota hingga bisa disimpulkan bahwa Kota Denpasar berdasarkan aspek penggunaan lahan sangat rawan untuk bahaya banjir tinggi dimana permukiman merupakan area yang paling banyak terkena dampak banjir tinggi. Namun apabila dilihat berdasarkan proporsi banjir terhadap luas penggunaan lahan, maka unsur tubuh air mendominasi terhadap persentase luas penggunaan lahan 96.14% dengan luas penggunaan lahan, hampir seluruh unsur tubuh air merupakan unsur yang paling tinggi terhadap kerawanan banjir tinggi.
5.2 SARAN
Sebaiknya warga Kota Denpasar harus bisa mengantisipasi kemungkinan banjir dengan cara membuat daerah resapan air sehingga saat musim hujan datang Kota Denpasar bisa aman dari banjir.

DAFTAR PUSTAKA
  • Awangga, R. M., 2019. Pengantar Sistem Informasi Geografis Sejarah, Definisi, dan Konsep Dasar. Bandung: Kreatif Industri Nusantara.
  • Darmawan, K. and Suprayogi, A., 2017. Analisis tingkat kerawanan banjir di kabupaten sampang menggunakan metode overlay dengan scoring berbasis sistem informasi geografis. Jurnal Geodesi Undip, 6(1), pp.31-40.
  • Rahma, A.D. and Mardiatno, D., 2018. Potensi Kerawanan Bencana Banjir dan Longsor Berbasis Karakteristik Geomorfologi di Sub-DAS Gelis, Keling, Jepara. Majalah Ilmiah Globe, 20(1), pp.23-34.
  • Sukiyah, E., 2017. Sistem Informasi Geografis Konsep dan Aplikasinya Dalam Analisis Geomorfologi Kuantitatif. Bandung: Unpad Press.
  • Sulistiyanto, 2021. Sistem Informasi Geografis Teori dan Praktek Dengan Quantum GIS. Malang: Ahlimedia Press.
  • Supriadi & Nasution, Z., 2007. Sistem Informasi Geografis. Medan: USU Press.

Comments

Popular Posts

SONG