Skip to main content

Featured

LAPORAN PRAKTIKUM 7 (SKORING, INTERSECTION, DAN LAYOUT PETA POTENSI KERAWANAN BANJIR KOTA DENPASAR)

  LAPORAN PRAKTIKUM  SKORING, INTERSECTION, DAN LAYOUT PETA POTENSI KERAWANAN BANJIR KOTA DENPASAR Dosen Pengampu : Putu Perdana Kusuma Wiguna, Ssi, M. Sc Disusun Oleh : Kelompok 2 Adelia Novita Marampa'        2006541036 I Luh Reni                                2006541037 Fransisca Aprilia Wijayanti   2006541039 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI  FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA 2022 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu kegiatan dalam analisis data SIG adalah skoring. Skoring merupakan kegiatan pemberian nilai terhadap sifat dari parameter yang digunakan dalam analisis data. Skoring adalah adalah proses pengolahan data yang dilakukan setelah proses reclassify. Proses ini dilakukan dengan cara memberikan nilai pada setiap parameter penyebab banjir, kemudian dilakukan perhitungan dengan mempertimbangkan faktor terbesar yang menyebabkan terjadinya banjir. Skoring merupakan proses pemberian bobot atau nilai terhadap poligon-poligon peta yang mempresentasikan fenomena te

LAPORAN PRAKTIKUM 4 (LAYOUT PETA RBI KOTA DENPASAR BAGIAN RENON)

                                                              LAPORAN PRAKTIKUM

LAYOUT PETA RBI KOTA DENPASAR BAGIAN RENON

Dosen Pengampu : Putu Perdana Kusuma Wiguna, Ssi, M. Sc


Disusun Oleh :

Kelompok 2

Adelia Novita Marampa'        2006541036

I Luh Reni                                2006541037

Fransisca Aprilia Wijayanti   2006541039


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI 

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2022


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Peta rupabumi Indonesia atau yang juga dikenal dengan singkatan Peta RBI secara umum merupakan peta yang menggambarkan kenampakan di permukaan bumi yang meliputi kenampakan alami (Natural Features) dan kenampakan buatan manusia (Man Made Features) pada media datar. 

Peta RBI Adalah peta topografi yang menampilkan sebagian unsur-unsur alam dan buatan manusia. Unsur-unsur kenampakan rupa bumi dikelompokkan menjadi 7 tema yaitu area penutup lahan (seperti hutan, sawah, pemukiman), hidrografi (meliputi unsur perairan seperti sungai, danau, garis pantai), hipsografi (data ketinggian, seperti titik tinggi dan kontur), bangunan (gedung, rumah, bangunan perkantoran), transportasi dan utilitas (jaringan jalan, kereta api, kabel transmisi dan jembatan), batas administrasi (batas negara, provinsi, kota/kabupaten, kecamatan), dan toponimi (nama-nama geografi seperti nama pulau, nama selat, nama gunung). Peta RBI dibuat oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) yang sekarang bernama Badan Informasi Geospasial (BIG). Peta Rupa Bumi Indonesia biasa digunakan sebagai peta dasar dalam pembuatan peta wilayah atau peta tematik.

Peta Rupabumi Indonesia (RBI) adalah peta topografi yang menampilkan sebagian unsur-unsur alam dan buatan manusia di wilayah NKRI. Unsur-unsur kenampakan rupabumi dapat dikelompokkan menjadi 7 tema, yaitu:

Unsur-unsur kenampakan rupabumi dapat dikelompokkan menjadi 7 tema, yaitu:

Tema 1: Penutup lahan: area tutupan lahan seperti hutan, sawah, pemukiman dan sebagainya

Tema 2: Hidrografi: meliputi unsur perairan seperti sungai, danau, garis pantai dan sebagainya

Tema 3: Hipsografi: data ketinggian seperti titik tinggi dan kontur

Tema 4: Bangunan: gedung, rumah dan bangunan perkantoran dan budaya lainnya

Tema 5: Transportasi dan Utilitas: jaringan jalan, kereta api, kabel transmisi dan jembatan

Tema 6: Batas administrasi: batas negara provinsi, kota/kabupaten, kecamatan dan desa

Tema 7: Toponim: nama-nama geografi seperti nama pulau, nama selat, nama gunung dan sebagainya

Pengelompokkan terhadap Peta RBI dapat dilakukan berdasarkan skalanya, yakni menjadi Peta RBI skala besar, skala menengah dan skala kecil. Komponen mendasar yang dijumpai dalam Peta RBI antara lain:

  • Bangunan dan Fasilitas Umum yang meliputi gedung, rumah, bangunan perkantoran dan bangunan produk budaya lain.
  • Transportasi dan utilitas meliputi jaringan jalan, rel kereta api, dan jembatan.
  • Hipsografi yang meliputi data ketinggian seperti titik tinggi, kontur, dan kini termasuk bathimetri.
  • Batas administrasi meliputi batas negara, batas provinsi, batas kota/kabupaten, batas kecamatan, hingga batas desa.
  • Garis pantai merupakan garis batas pertemuan antara daratan dan lautan yang dipengaruhi pasang surut air laut. 
  • Penutup lahan meliputi hutan, sawah, pemukiman, tegalan/ladang, semak belukar dan tanah kosong.
  • Hidrografi atau fitur perairan meliputi sungai dan danau.
  • Toponim meliputi nama geografis seperti nama pulau, nama selat, nama gunung dan sebagainya. Pengambilan unsur toponim dilakukan secara menyeluruh terhadap semua unsur yang mempunyai nama rupabumi.

Kegunaan dari Peta RBI adalah sebagai sumber informasi dasar mengenai fitur-fitur di permukaan bumi, terutama informasi mengenai sebarannya secara keruangan dan juga kemungkinan informasi permukaan bumi secara temporal. Informasi dari Peta RBI lebih lanjut dapat digunakan untuk kebutuhan penataan ruang, produk navigasi, hingga kajian tematik lain.

1.2 TUJUAN

  1. Untuk mengetahui layout peta RBI kota Denpasar bagian Renon
  2. Untuk pelaporan tugas mata kuliah Sistem Informasi Geografis (SIG) 
1.3 MANFAAT


Sebagai pedoman dalam proses mengetahui layout peta RBI kota Denpasar bagian Renon


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peta RBI

Peta RBI Adalah peta topografi yang menampilkan sebagian unsur-unsur alam dan buatan manusia. Unsur-unsur kenampakan rupa bumi dikelompokkan menjadi 7 tema yaitu area penutup lahan (seperti hutan, sawah, pemukiman), hidrografi (meliputi unsur perairan seperti sungai, danau, garis pantai), hipsografi (data ketinggian, seperti titik tinggi dan kontur), bangunan (gedung, rumah, bangunan perkantoran), transportasi dan utilitas (jaringan jalan, kereta api, kabel transmisi dan jembatan), batas administrasi (batas negara, provinsi, kota/kabupaten, kecamatan), dan toponimi (nama-nama geografi seperti nama pulau, nama selat, nama gunung). Peta RBI dibuat oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) yang sekarang bernama Badan Informasi Geospasial (BIG). Peta Rupa Bumi Indonesia biasa digunakan sebagai peta dasar dalam pembuatan peta wilayah atau peta tematik. Peta Rupa Bumi dengan skala 1:25.000 digunakan sebagai dasar dalam pembuatan Peta Rencana Struktur Ruang Kawasan Borobudur dan Sekitarnya, Peta Rencana Pola Ruang Kawasan Borobudur dan Sekitarnya, dan Peta Arahan Peraturan Zonasi untuk SP-1 Kawasan Borobudur dan Sekitarnya yang tercantum dalam Perpres Nomor 58 Tahun 2014.

Peta Rupa Bumi Indonesia atau yang juga dikenal dengan singkatan Peta RBI secara umum merupakan peta yang menggambarkan kenampakan di permukaan bumi yang meliputi kenampakan alami (Natural Features) dan kenampakan buatan manusia (Man Made Features) pada media datar. Kenampakan alami yang dimaksud antara lain sungai, bukit, lembah, laut, dan danau, sedangkan kenampakan buatan manusia misalnya jalan, pemukiman, maupun bangunan. Di samping itu juga ditampilkan informasi mengenai ketinggian dengan wujud titik tinggi dan kontur.

Pengelompokkan terhadap Peta RBI dapat dilakukan berdasarkan skalanya, yakni menjadi Peta RBI skala besar, skala menengah dan skala kecil. Komponen mendasar yang dijumpai dalam Peta RBI antara lain:

  1. Bangunan dan Fasilitas Umum yang meliputi gedung, rumah, bangunan perkantoran dan bangunan produk budaya lain.
  2. Transportasi dan utilitas meliputi jaringan jalan, rel kereta api, dan jembatan.
  3. Hipsografi yang meliputi data ketinggian seperti titik tinggi, kontur, dan kini termasuk bathimetri.
  4. Batas administrasi meliputi batas negara, batas provinsi, batas kota/kabupaten, batas kecamatan, hingga batas desa.
  5. Garis pantai merupakan garis batas pertemuan antara daratan dan lautan yang dipengaruhi pasang surut air laut. 
  6. Penutup lahan meliputi hutan, sawah, pemukiman, tegalan/ladang, semak belukar dan tanah kosong.
  7. Hidrografi atau fitur perairan meliputi sungai dan danau.
  8. Toponim meliputi nama geografis seperti nama pulau, nama selat, nama gunung dan sebagainya. Pengambilan unsur toponim dilakukan secara menyeluruh terhadap semua unsur yang mempunyai nama rupabumi.

Kegunaan dari Peta RBI adalah sebagai sumber informasi dasar mengenai fitur-fitur di permukaan bumi, terutama informasi mengenai sebarannya secara keruangan dan juga kemungkinan informasi permukaan bumi secara temporal. Informasi dari Peta RBI lebih lanjut dapat digunakan untuk kebutuhan penataan ruang, produk navigasi, hingga kajian tematik lain.

Peta rupa bumi memuat berbagai informasi baik tersurat maupun tersirat yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bentuk lahan. Adapun pembahasannya yaitu sebagai berikut (Sujatmiko dkk. 2012:35): 

a. Informasi tersurat

Yaitu informasi yang sudah tertera didalam peta dapat ditentukan dengan melihat peta sehingga kita bisa secara langsung menentukan komponen-komponen yang sudah dimuat didalam peta tersebut. Adapun komponen-komponen yang dimaksud yaitu sebagai berikut:

1.Judul peta

Salah satu komponen peta yang memuat isi peta. Dari judul peta dapat diketahui data suatu daerah yang tergambar dan peta tersebut. Contoh Judul peta Indonesia. Penulisan judul biasanya dibagian atas tengah, atas kanan, atau bawah. Walaupun demikian sedapat mungkin diletakkan di kanan atas 

2. Legenda

Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang merupakan kunci untuk lebih mudah dalam membaca peta. Legenda merupakan kunci peta, sehingga harus berisi keterangan-keterangan mengenai setiap simbol titik, simbol garis, maupun simbol area.

3. Skala peta

Skala peta adalah perbandingan jarak horizontal pada peta dengan jarak yang sebenarnya di muka bumi. Pada peta rupa bumi dapat dibedakan beberapa kelompok berdasarkan atas skalanya, yakni skala 1:1000.000; skala 1:500.000; skala 1:250.000 skala 1:100.000; skala 1:50.000; skala 1:25.000; skala 1:10.000, (Bakosurtanal 2004). 

4. Simbol peta

Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya. Adapun jenis-jenis simbol peta antara lain:

  • Simbol titik digunakan menyajikan tempat atau data posisional, seperti simbol kota titik, trianggalusi (titik ketinggian) tempat dari permukaan laut 
  • Simbol garis digunakan untuk menyajikan data geografis seperti simbol sungai batas wilayah jalan dan sebagainya: 
  • Simbol area digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang mencakup area tertentu, seperti padang pasir, rawa hutan.
  • Simbol aliran digunakan untuk menyatakan alur atau gerak.
  • Simbol batang digunakan untuk menyatakan suatu harga/dibandingkan dengan harga/nilai lainnya.
  • Simbol lingkaran digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam bentuk persentase.
  • Simbol bola digunakan untuk menyatakan isi (volume), makin besar simbol bola menunjukkan isi (volume) makin besar dan sebaliknya makin kecil simbol bola berarti isi (volume) makin kecil

5. Mata angin

Mata angin yaitu sebagai petunjuk arah atau orientasi peta 

6. Sumber peta dan tahun pembuatan peta

Sumber peta adalah referensi dari mana data diperoleh. Berkaitan dengan data-data yang disajikan agar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

7. Garis astronomis

Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang dibentuk secara berlawanan arah satu sama lain sehingga membentuk vektor yang menunjukan letak astronomis 

8. Penulisan atau lettering

Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dan simbol-simbol yang ada. Macam-macam penggunaan lettering:

  • Objek Hipsografi ditulis dengan huruf tegak, contoh: Surakarta 
  • Objek Hidrografi ditulis dengan huruf miring, contoh: Laut Jawa

9. Inset peta Inset pada peta umumnya berskala kecil dan berfungsi sebagai petunjuk lokasi. Manfaat inset antara lain adalah memperjelas peta yang digambarkan, sebagai penyambung daerah yang tergambar karena tidak muat didalam satu lembar. Inset adalah peta kecil yang disisipkan dipeta utama. Macam-macam inset antara lain:

  • Inset petunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum dikenali. 
  • Inset penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting
  • Inset penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta utama.

10. Indeks peta

Indeks peta perlu diketahui untuk menentukan lokasi daerah yang tergambar terhadap daerah sekitamya. Khusus untuk peta-peta sen atau peta yang bersambung, indeks peta sangat diperlukan.

11. Garis tepi

Garis tepi pata merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk meletakkan garis astronomis, secara beraturan dan benar pada peta.

b. Informasi tersirat 

Adapun informasi tersirat yang terdapat pada peta rupa bumi antara lain yaitu:

  • Kemiringan lereng
  • Panjang lereng
  • Bentuk lereng
  • Struktur geologi
  • Lembah sungai
  • Pola aliran
  • Arah aliran
  • Bentuk lahan

2.2 Layout Peta

Layout peta merupakan pekerjaan terakhir setelah input data, editing data, analisis data, penambahan label, dan pengaturan legenda daftar isi telah dilakukan. Melalui fasilitas layout dapat membuat dan mengatur data mana saja yang akan digunakan sebagai output dari proses atau analisis GIS yang akan digunakan serta bagaimana data tersebut akan ditampilkan. Layout ini akan bermanfaat untuk memperjelas peta dan memperindah secara tampilan, selain itu tujuan yang lebih penting mengenai layout peta adalah sebagai atribut pelengkap yang mampu menjelaskan isi peta yang merupakan informasi-informasi penting. Tanpa adanya layout, sebuah peta tidak akan berarti apa-apa dan hanya bermakna sebagai gambar biasa. Pentingnya layout ini pada sebuah peta sehingga perlu dilakukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mendesain layout yang baik. Kelebihan layout diantaranya yaitu mudah, terutama untuk pemula. Adapun kekurangannya cukup rumit, boros bandwith (ukuran besar), beberapa browser tidak terlalu baik dalam menampilkannya. Layout digunakan untuk mengintegrasikan dokumen dengan menggunakan elemen grafik yang lain di dalam suatu windows tunggal guna membuat peta yang akan dicetak dengan layout dapat dilakukan proses penataan peta serta merancang letak-letak properti oeta seperti judul, legenda, orientasi unsur-unsur peta. Membuat suatu layout harus menyeimbangkan komposisi, irama, wide space, dan yang lebih penting mengatur grid. 

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 ALAT

  1. Perangkat keras (laptop)
  2. Perangkat lunak (Aplikasi QGIS 3.26.2)

3.2 BAHAN

  1. Peta data spasial RBI kota Denpasar (.shp) dari website BIG (Badan Informasi Geospasial) (link download : https://tanahair.indonesia.go.id/portal-web/download/perwilayah)
3.3 LANGKAH KERJA 
  1. Persiapan
  2. Pelaksanaan layout peta RBI Kota Denpasar bagian Renon
  3. Evaluasi hasil dan pelaporan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 

  1. Buka QGis dan klik New Project. Kemudian buka file data spasial yang sudah di ekstrak sebelumnya dengan memilihnya di Panel Browser. Pilih file yang berformat (.shp) saja


  2. Setelah terbuka semuanya akan tampil peta jaringan jalan Kota Denpasar. Kemudian pada Tab Project pilih New Print Layout. Beri nama "Peta RBI Kota Denpasar Bagian Renon".


  3. Setelah itu akan muncul kertas putih kosong. Kemudian pilih tab Add Item dan pilih Add Shape serta Add Rectangle untuk membentuk batas kotak-kotak. Bentuk kotak (persegi panjang dan persegi) dengan berbagai ukuran tersebut berfungsi sebagai tempat penempatan legenda, judul, dan lain-lain. 


  4. Tarik garis kursor dari ujung ke ujung untuk membentuk ukuran kotak yang diinginkan


  5. Setelah sudah terbentuk batas kotak yang dikehendaki, masukan peta ke dalam proyek layout dengan cara pilih tab Add Item dan pilih Add Map. Tarik garis kursor dari ujung ke ujung (perhatikan agar ukuran setiap sisi sama). Setelah itu akan muncul peta yang dimaksud.


  6. Kemudian atur peta sedemikian rupa dengan cara klik peta tersebut lebih dulu. Pertama, atur skala peta pada Item Properties lalu pada Main Properties pilih Scale. Atur skala sedemikian rupa sehingga peta tidak terlalu kecil juga tidak terlalu besar.


  7. Setelah mengatur skala, atur grid dengan cara memilih menu Grids pada Item Properties kemudian klik tanda tambah hijau (+). Pilih Grid 1 dan klik Modify Grid.


  8. Pada Modify Grid Properties, isi interval sesuai kebutuhan (semakin besar interval, semakin lebar jarak antar koordinat). Isi angka interval dengan angka X lebih kecil daripada angka Y. Kemudian ubah CRS (Coordinate Reference System Selector) menjadi jenis WGS 84 / UTM zone 50S authority ID EPSG:32750. Lalu ubah Grid type dengan jenis Cross sehingga pada peta akan membentuk tanda + 


  9. Kemudian aktifkan menu Draw Coordinates dan pilih format Decimal. Pada Left menu pilih posisi Vertical Ascending dan pada Right menu pilih posisi Vertikal Descending. Kemudian ubah Coordinate Precision menjadi angka 1


  10. Pada menu Frame bagian Frame Style pilih Exterior Ticks dan Frame Size menjadi 1,00 mm. 


  11. Setelah mengatur peta, masukan judul peta dengan cara klik Add Item dan pilih Add Label lalu edit kalimat pada Main Properties menjadi Peta Penggunaan Lahan Kota Denpasar Tahun 2022.  Atur posisi judul pada posisi Middle dan Center pada menu Appearance. Selain itu, atur Font mulai dari ukuran dan style. Atur ukuran judul cukup besar dan atur style font pada jenis Bold.


  12. Kemudian masukan arah mata angin dengan cara pilih Add Item lalu Add North Arrow. Arahkan garis kursor dari ujung kiri kotak ke ujung kanan kotak sehingga simbol arah mata angin akan muncul. Pilih Placement menjadi Middle. Lalu ubah jenis simbol dengan bentuk segitiga dengan bulatan di bagian tengah


  13. Lalu pada samping arah mata angin, beri skala garis dengan cara pilih Add Item dan pilih Add Scale Bar. Secara otomatis akan muncul angka pada skala garis. Pada Main Properties, pilih Style Double Box. Pada menu Units, pilih Label Unit Multiplier ketik angka 1,000000. Ubah posisi Scale Bar menjadi tengah dengan menggeser Scale Bar ke kanan.


  14. Lalu atur identitas layout peta yang terdiri dari sistem koordinat, datum, dan unit. Pilih Add Item lalu Add Label. Edit kalimat pada Main Properties menjadi Sistem Koordinat, Datum, dan Unit berurutan dari atas ke bawah. Lalu atur margin Left dan sesuaikan ukuran font. Kemudian masukan label kedua berisi UTM 50S, WGS 48, dan Decimal dengan urutan dari atas ke bawah serta isi tanda titik dua (:) di depan masing-masing label kedua. Atur margin Left juga dan sesuaikan ukuran font. Jika selesai, klik Shift bersamaan dengan klik kedua label lalu klik kanan dan pilih Group sehingga kedua label menjadi satu. Arahkan label ke arah tengah dengan menggeser menggunakan panah keyboard.

  15. Kemudian masukan legenda peta dengan cara mengklik Add Item dan klik Add Legend. Arahkan garis kursor dari ujung ke ujung sambil ditekan sehingga secara otomatis legenda akan muncul. Untuk memperbaiki isi legenda bisa dilakukan mematikan Auto Update pada Legend Items kemudian hapus legenda yang tidak diinginkan (tanda - merah) dan edit tulisan yang diinginkan (simbol pensil). Untuk memberi judul bisa di bagian Main Properties dan edit bagian Title.


  16. Kemudian pada bagian bawah legenda, beri label judul peta inset dengan cara Add Item lalu Add Label dan arahkan garis kursor dari ujung ke ujung sambil ditekan kemudian edit teks menjadi Peta Inset. Edit posisi judul dengan mengatur Horizontal Alignment pada Center dan Vertical Alignment pada Middle. Edit ukuran dan style Font juga menjadi ukuran yang sesuai dan style font Bold.


  17. Kemudian kita akan memasukan peta inset ke dalam layout. Pertama, kunci peta utama di layout dengan cara klik peta tersebut lalu pada menu Layers aktifkan Lock Layers dan Lock Styles for Layers. 


  18. Lalu masukan peta inset dengan membuka proyek sebelumnya lalu non aktifkan layer yang tidak diperlukan sehingga terlihat hasil peta tanpa digitasi. Kemudian kembali ke proyek layout dan masukan peta inset ke dalam proyek layout dengan cara klik Add Item dan klik Add Map lalu arahkan garis kursor dari ujung ke ujung sambil ditekan sehingga secara otomatis gambar peta inset akan muncul. Peta inset adalah peta kecil yang ditempatkan pada posisi yang sesuai dalam peta utama dengan diberi arsir atau warna lain yang menunjukkan lokasi daerah yang dipetakan.


  19. Sebelumnya, perkecil peta dengan cara klik Edit lalu Move Content dan perkecil peta. Untuk menunjukkan arsiran dari peta inset maka klik peta Inset lalu pilih Overviews. Klik tanda tambah hijau (+) lalu isi Map Frame dengan Map 1. Secara otomatis, akan muncul kota merah kecil sebagai penanda lokasi yang dilayout.

  20. Setelah peta inset selesai, masukan tulisan instansi pembuat di bawah peta inset. Edit font menjadi Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, dan Universitas Udayana secara berurutan dari atas ke bawah. Atur posisi teks pada posisi Middle dan Center pada menu Appearance. Selain itu, atur Font mulai dari ukuran dan style. Atur ukuran teks cukup besar dan atur style font pada jenis Bold. 


  21. Terakhir, masukan logo instansi di sebelah tulisan instansi dengan cara klik Add Item dan klik Add Picture. Lalu pilih logo instansi pada folder komputer dan klik Open. Atur posisinya pada Placement menjadi Middle.


  22. Simpan hasil proyek dengan cara klik Layout dan pilih Save. Lalu ekspor gambar menjadi format (.png) dengan cara klik Layout dan pilih Export as Image. Layout peta RBI Kota Denpasar bagian Renon sudah siap digunakan.

BAB V
EVALUASI HASIL DAN PELAPORAN

Gambar di atas merupakan hasil layout peta RBI Kota Denpasar dimana terdapat beberapa elemen-elemen peta seperti judul peta, peta RBI Kota Denpasar Bagian Renon, arah mata angin, scale bar, legenda, peta inset, logo instansi, dan nama instansi. Judul peta menunjukkan nama daerah yang dimuat pada peta tersebut yaitu Peta RBI Kota Denpasar Bagian Renon Tahun 2022. Skala peta menunjukkan ukuran perbandingan jarak peta dengan yang sesungguhnya yaitu 0-100 m. Selain itu juga terdapat arah mata angin yang menunjukkan utara. Koordinat yang digunakan adalah satuan decimal. Legenda yang terdapat dalam peta antara lain titik merah sebagai bangunan, poligon hijau untuk penggunaan lahan kebun, poligon putih untuk penggunaan lahan rumput/tanah kosong, poligon biru bergaris untuk penggunaan lahan sawah, poligon coklat muda untuk penggunaan lahan permukiman, garis merah tebal untuk jalan arteri, garis coklat untuk jalan lokal, dan garis merah putus-putus untuk jalan lain. Selain itu juga terdapat peta inset berfungsi menunjukkan lokasi peta yang di layout dari jauh, dan penerbit peta yaitu mahasiswa program studi Agroekoteknologi FP Universitas Udayana. 

Video Hasil Layout Peta RBI Kota Denpasar Bagian Renon


BAB VI 
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Peta rupabumi Indonesia atau yang juga dikenal dengan singkatan Peta RBI secara umum merupakan peta yang menggambarkan kenampakan di permukaan bumi yang meliputi kenampakan alami (Natural Features) dan kenampakan buatan manusia (Man Made Features) pada media datar. Peta Rupabumi Indonesia (RBI) adalah peta topografi yang menampilkan sebagian unsur-unsur alam dan buatan manusia di wilayah NKRI. Unsur-unsur kenampakan rupabumi dapat dikelompokkan menjadi 7 tema.
Layout peta merupakan pekerjaan terakhir setelah input data, editing data, analisis data, penambahan label, dan pengaturan legenda daftar isi telah dilakukan. Melalui fasilitas layout dapat membuat dan mengatur data mana saja yang akan digunakan sebagai output dari proses atau analisis GIS yang akan digunakan serta bagaimana data tersebut akan ditampilkan. Layout ini akan bermanfaat untuk memperjelas peta dan memperindah secara tampilan, selain itu tujuan yang lebih penting mengenai layout peta adalah sebagai atribut pelengkap yang mampu menjelaskan isi peta yang merupakan informasi-informasi penting.
6.2 Saran
Dalam melakukan praktikum harus teliti agar tidak terjadi kesalahan

DAFTAR PUSTAKA

Fahrullah, F., Mirwansyah, D., Khairullah, M.A. and Fauziah, F., 2020. Pembuatan Peta Wilayah Kerja Puskesmas Lok Bahu. Jurnal Karya Abdi Masyarakat4(3), pp.436-440.
Kertanegara, U., Nugraha, A.L. and Sudarsono, B., 2013. Peninjauan Secara Kartografis Dalam Pembuatan Peta Kampus Universitas Diponegoro. Jurnal Geodesi Undip2(4).
Putra, I.W.K.E., 2017. Pemanfaatan Citra Pengideraan Jauh Pada Google Earth Untuk Pembuatan Peta Citra Di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Media Komunikasi Geografi18(1).
Susetyo, D.B., Hakim, Y.F., Arimjaya, I.W.K. and Ainiyah, R., 2014. Aspek kartografi peta joint border mapping (JBM) Republik Indonesia-Malaysia. Jurnal Ilmiah Geomatika20(1), pp.31-36.

Comments

SONG

Flyff Chinese Magnifying Glass